Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebiasaan Tak Sarapan Bikin Anak "Lemot" di Sekolah

Kompas.com - 23/10/2024, 12:03 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Sarapan bergizi seimbang seharusnya menjadi kebiasaan baik yang dimiliki tiap keluarga, terlebih untuk anak usia sekolah. Kekurangan energi dan kekurangan zat besi terbukti bisa menyebabkan gangguan kemampuan belajar alias "lemot" pada anak.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh organisasi nirlaba Fokus Kesehatan Indonesia (FKI) pada 500 anak usia sekolah dasar di Jakarta ditemukan, anak yang kurang zat besi, kurang energi, dan berperawakan pendek beresiko tiga kali lipat mengalami gangguan memori kerja (working memory) dibandingkan dengan anak berstatus gizi baik.

Ketua FKI, Prof. Nila Moeloek mengatakan, working memory adalah indikator penting untuk keberhasilan belajar anak.

"Working memory dibutuhkan agar anak bisa mengikuti instruksi guru, fokus pada pelajaran, bahkan untuk menghapal dan menginterpretasikan informasi jangka pendek," paparnya dalama cara temu media di Jakarta (22/10/2024).

Anak dengan working memory yang buruk akan lebih lambat mencerna informasi sehingga sulit mengambil keputusan.

Baca juga: 10 Tanda-tanda Kekurangan Zat Besi dan Penyebabnya

Ditambahkan oleh Prof.Nila, temuan ini sejalan dengan PISA skor yang menempatkan anak Indonesia dalam posisi rendah untuk sejumlah indikator, yaitu kemampuan membaca, matematika, dan juga sains.

Dr.Ray Wagiu Basrowi (kiri) dan Prof.Nila Moeleok (kanan) dalam acara konferensi pers Fokus Kesehatan Indonesia di Jakarta (22/10/2024).KOMPAS.com/Lusia Kus Anna Dr.Ray Wagiu Basrowi (kiri) dan Prof.Nila Moeleok (kanan) dalam acara konferensi pers Fokus Kesehatan Indonesia di Jakarta (22/10/2024).

Salah satu peneliti, Dr.Ray Wagiu Basrowi mengatakan, penelitian FKI ini membuktikan bahwa kondisi kurang gizi dan anemia defisiensi besi pada anak SD ini bisa mengancam prestasi akademik murid sekolah dasar di kemudian hari.

"Otak membutuhkan zat gizi makro minimal yang bisa dipenuhi dari zat gizi makro dalam menu sarapan agar anak bisa belajar dengan baik," ujarnya.

Asupan gizi makro sangat penting sekali langsung dipakai tubuh dan otak sebagai energi untuk aktivitas, berpikir, bermain, dan belajar.

Baca juga: 5 Komplikasi Anemia pada Anak yang Harus Diwaspadai Orangtua

Ray mengatakan, hasil penelitian FKI ini memang tidak mewakili data nasional, tetapi bukti klinis dari sampel yang diuji sangat kredibel dalam mengukur kekurangan zat besi dan energi.

"Selain itu hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori yang menyebut anak anemia memiliki working memory yang rendah," paparnya.

Menu sarapan bergizi

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kurangnya asupan zat gizi makro adalah penyebab mayor dari masalah ini. Sekitar 28 persen anak-anak memiliki asupan energi yang tidak mencukupi, dan lebih dari 63 persen anak kekurangan karbohidrat.

“Ini adalah fakta yang bisa dihubungkan secara medis bahwa anak-anak SD banyak yang tidak cukup makan, sehingga asupan gizi terutama gizi makro menjadi tidak cukup," kata Prof.Nila.

Untuk memenuhi kebutuhan gizi anak, orangtua perlu menyediakan menu sarapan yang bergizi seimbang.

"Selain karbohidrat, dalam menu sarapan juga perlu ada protein hewani. Bisa berupa telur, susu, atau pun tahu tempe," paparnya.

Dalam penelitian oleh tim yang diperkuat oleh Dr. Tonny Sundjaya, Dr. Kianti Raisa dan Dr. Eric Tjoeng ini ditegaskan pentingnya tindakan segera.

Program intervensi gizi yang menyeluruh dan berkelanjutan harus menjadi prioritas utama pemerintah. Program pemberian makan siang bergizi di sekolah juga menjadi salah satu potensi solusi, asalkan dijalankan dengan baik dan memastikan makanan dikonsumsi secara habis di sekolah oleh semua murid.

Baca juga: Apa Manfaat Sarapan bagi Anak? Berikut 6 Daftarnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau