KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan RI menyatakan bahwa 90 persen kasus stroke dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risikonya.
Hal ini penting diketahui karena stroke adalah penyebab kematian dan disabilitas tertinggi baik di dunia maupun di Indonesia pada khususnya.
Baca juga: Adakah Tanda Peringatan Sebelum Stroke? Ini Penjelasannya...
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) pada 2023, prevalensi stroke di Indonesia adalah 8,3 per 1.000 penduduk.
Diperkirakan setiap tiga detik ada satu orang yang terkena stroke, setara dengan 12 juta orang dalam setahun, yang mana 6,5 juta di antaranya akan meninggal.
Artikel ini selanjutnya akan menunjukkan berbagai faktor risiko stroke yang penting untuk dihindari. Menghindari faktor risiko ini membantu Anda mecegah stoke.
Baca juga: Gejala Stroke Berawal dari Apa? Ini Penjelasannya...
Siapa pun dapat terserang stroke pada usia berapa pun. Namun, Anda memiliki risiko lebih besar ketika memiliki faktor risiko stroke.
Faktor risiko stroke ada yang bisa diubah, diobati, dan dikelola, yaitu sebagai berikut:
Dikutip dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), tekanan darah tinggi merupakan penyebab stroke yang utama dan faktor risiko paling signifikan yang dapat dikendalikan.
Kondisi ini terjadi ketika tekanan darah di arteri terlalu tinggi.
Disari dari CDC dan Healthline, mengidap diabetes tipe 1 atau tipa 2 membuat Anda dua kali lebih berisiko terkena stroke dibandingkan dengan seseorang yang tidak menderita diabetes.
Diabetes adalah faktor risiko stroke karena kondisi ini bisa menyebabkan gula menumpuk di dalam darah dan menghalangi oksigen serta nutrisi mencapai berbagai bagian tubuh, termasuk otak.
Baca juga: Kemenkes: Kunci Cegah Stroke dengan Kendalikan Faktor Risikonya
Kolesterol adalah zat seperti lilin dan lemak yang diproduksi oleh hati dan ditemukan dalam makanan tertentu.
Jika Anda mengonsumsi lebih banyak kolesterol hingga kadarnya tinggi di dalam tubuh, kolesterol ekstra bisa menumpuk di arteri, termasuk di otak.
Hal tersebut menyebabkan penyempitan arteri di otak dan terjadilah stroke.
Penyakit jantung sebagai faktor risiko stroke yang umum. Misalnya, penyakit arteri koroner meninigkatkan risiko stroke karena plak terbentuk di arteri dan menghalangi aliran darah kaya oksigen ke otak.
Kondisi jantung lainnya, seperti cacat katup jantung, detak jantung tidak teratur, dan pembesaran ruang jantung, dapat menyebabkan gumpalan darah yang dapat terlepas dan menyebabkan stroke.
Obesitas dikaitkan dengan kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan diabetes. Oleh karena itu, kondisi ini menjadi faktor risiko stroke.
Mini stroke atau transient ischemic attack (TIA) umum menjadi tanda peringatan stroke.
Jika Anda pernah mengalami mini stroke, Anda berpeluang terkena stroke lebih tinggi.
Baca juga: Dokter Sarankan Penderita Stroke Makan Kacang-kacangan
Pola makan tidak sehat terutama mengonsumsi makanan yang mengandung banyak lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol, dikaitkan dengan stroke dan kondisi terkait seperti penyakit jantung.
Lalu, mengonsumsi terlalu banyak garam (natrium) dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan selanjtunya stroke.
Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan kondisi kesehatan lain yang dapat meningkatkan risiko stroke.
Kondisi kesehatan ini meliputi obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes.
Merokok adalah gaya hidup yang harus diantisipasi menyebabkan stroke, karena gaya hidup tidak sehat ini bisa merusak sistem kardiovaskular dan pembuluh darah.
Akibatnya, pembuluh darah lebih mudah pecah atau mengalami penumpukan lemak (plak).
Minum alkohol terlalu banyak dapat meningkatkan tekanan darah dan risiko stroke.
Alkohol juga meningkatkan kadar trigliserida, suatu bentuk lemak dalam darah yang dapat mengeraskan arteri.
Baca juga: Kenapa Diabetes Bisa Menyebabkan Stroke? Ini Penjelasannya...
Ada juga beberapa faktor risiko stroke yang tidak dapat diubah, yaitu:
Usia tua merupakan faktor risiko stroke yang tidak bisa diubah. Semakin tua usia Anda, semakin besar kemungkinan Anda terkena stroke.
Peluang terkena stroke meningkat sekitar dua kali lipat setiap 10 tahun setelah usia 55 tahun.
Stroke lebih umum terjadi pada wanita daripada pria, dan wanita dari segala usia lebih mungkin meninggal karena stroke daripada pria.
Orang dengan riwayat keluarga stroke berisiko mengalami stroke juga, karena faktor genetika.
Orang dengan riwayat keluarga stroke juga cenderung berbagi lingkungan yang sama dan faktor potensial lainnya yang meningkatkan risiko stroke.
Demikianlah sejumlah faktor risiko stroke yang dapat diubah dan tidak dapat diubah. Anda dapat mencegah stroke dengan menghindari faktor risiko yang bisa diubah, meliputi gaya hidup tidak sehat.
Baca juga: Apa yang Menyebabkan Penyakit Stroke? Ini Penjelasannya...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.