Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Terabaikan, Diabetes Pada Anak Terjadi Akibat Pankreas Rusak

Kompas.com - 09/12/2024, 19:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Diabetes melitus (DM) menjadi salah satu penyakit kronis yang terus meningkat di seluruh dunia, termasuk pada anak-anak. 

Kasus DM pada anak, khususnya tipe 1, kerap terabaikan karena minimnya kesadaran masyarakat dan tenaga kesehatan.  

Dokter spesialis anak Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A(K), Subsp.End., FAAP, FRCPI (Hon.) menjelaskan bahwa DM tipe 1 pada anak terjadi akibat kerusakan sel pankreas oleh proses autoimun, yang menyebabkan kekurangan insulin absolut.  

"Masalah utama di Indonesia adalah kurangnya kesadaran bahwa DM bisa terjadi pada anak-anak. Akibatnya, kasus DM pada anak sering kali tidak terdeteksi hingga kondisinya sudah berat," ujar Aman seperti ditulis Antara, Senin (9/12/2024).  

Baca juga: Apa Perbedaan Pradiabetes dan Diabetes? Ini Penjelasannya...

Menurut data International Diabetes Federation (IDF) 2022, terdapat 1,2 juta anak di bawah usia 19 tahun di seluruh dunia yang menderita DM tipe 1. Di Indonesia sendiri, kasus DM tipe 1 pada anak mulai tercatat pada tahun 2009 dengan 150 kasus.  

Gejala diabetes pada anak meliputi sering haus, sering buang air kecil, cepat lelah, penurunan berat badan drastis, mudah lapar, hingga infeksi kulit berulang. 

Pada kondisi berat, anak dapat mengalami ketoasidosis diabetik (KAD) yang ditandai dengan sesak napas, mual, muntah, sakit perut, atau bahkan pingsan.  

"Jika KAD tidak segera ditangani, kondisi ini bisa berujung pada kematian," jelas Aman.  

Baca juga: 6 Buah Kering Ini Harus Dihindari Penderita Diabetes, Apa Saja?

Penanganan DM tipe 1 pada anak membutuhkan pendekatan holistik melalui lima pilar utama: penyuntikan insulin, pemantauan gula darah, pengaturan makan, aktivitas fisik, serta edukasi.  

"Penyuntikan insulin adalah hal yang wajib karena tubuh anak dengan DM tipe 1 tidak memproduksi insulin. Cara pemberian insulin yang efektif hingga saat ini adalah melalui suntikan di bawah kulit," kata Aman.  

Pemantauan gula darah mandiri juga harus dilakukan setidaknya empat kali sehari, yaitu pagi saat bangun tidur, sebelum makan, 1,5-2 jam setelah makan, dan sebelum tidur. Hal ini untuk memastikan dosis insulin sesuai kebutuhan tubuh anak.  

Aman menambahkan, pola makan anak dengan DM tipe 1 perlu diperhatikan agar mencukupi kebutuhan nutrisi sekaligus mencegah komplikasi. 

Komposisi nutrisi yang dianjurkan adalah 45-50 persen karbohidrat, 15-20 persen protein, dan kurang dari 35 persen lemak.  

"Orang tua harus belajar menyesuaikan dosis insulin berdasarkan jumlah karbohidrat yang dikonsumsi anak agar pola makan lebih fleksibel," ujarnya.  

Baca juga: Diabetes pada Anak Meningkat: Pentingnya Deteksi Dini dan Pencegahan

Selain itu, aktivitas fisik menjadi bagian penting dalam pengelolaan DM tipe 1. Aktivitas fisik membantu menjaga kebugaran tubuh, menurunkan kebutuhan insulin, serta meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin.  

"Durasi aktivitas fisik yang dianjurkan adalah 60 menit setiap hari, mencakup aktivitas aerobik dan penguatan otot serta tulang. Penguatan otot dan tulang sebaiknya dilakukan minimal tiga kali seminggu," imbuh Aman.  

Meski memerlukan penanganan khusus, anak dengan DM tipe 1 tetap dapat hidup sehat, bahagia, dan berprestasi seperti teman sebayanya. 

Dengan kontrol yang baik, anak-anak penyandang diabetes dapat menggapai cita-cita mereka tanpa batas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau