KOMPAS.com - Sebelum kita menjalani operasi, dokter akan memberikan petunjuk persiapan. Mulai dari mengonsumsi obat tertentu, hingga harus berpuasa beberapa jam sebelum tindakan dimulai.
Risiko terbesar dari makan sebelum menjalani anestesi umum adalah kemungkinan mengalami aspirasi. Itu berarti makanan yang tidak tercerna di lambung dapat naik ke kerongkongan dan masuk ke saluran napas.
"Kita tidak diciptakan untuk menghirup makanan. Kita diciptakan untuk menghirup udara. Saat Anda berada di bawah anestesi dan berbaring di meja operasi, jika lambung penuh, makanan tersebut berpotensi naik ke kerongkongan dan masuk ke saluran napas".
"Itu dapat menimbulkan masalah serius, seperti tersedak, pneumonia, atau komplikasi besar di saluran napas," jelas dokter bedah dari RS Cleveland Clinic Dr. Diya Alaedeen.
Meskipun kita mendapat anestesi umum atau "dibius," hal itu tidak seperti tidur malam biasa. Saat kita tidur secara normal, proses otomatis tertentu dalam tubuh, seperti pernapasan dan pencernaan, masih aktif. Sebaliknya ketika dibius, semuanya berhenti.
Baca juga: Begini Cara Otak Kembali Sadar Setelah Anestesi
"Saat dibius total, Anda akan kehilangan semua mekanisme perlindungan tubuh," lanjut Dr. Alaedeen.
Itu termasuk melumpuhkan otot polos yang tidak dapat kita kendalikan. Kita memiliki otot yang melindungi kita dari menghirup air liur, makanan, dan air, dan mekanisme tersebut juga lumpuh.
Sementara otot-otot tersebut "tertidur," mereka tidak dapat menahan makanan yang belum tercerna di perut tempat mereka seharusnya berada.
Makanan mengambil banyak tempat di perut
Lambung dan usus kita akan membengkak setelah makan. Jika kita menjalani operasi perut, perut yang penuh berarti menyisakan sedikit ruang bagi tim bedah untuk melakukan pekerjaan mereka.
Makanan dalam sistem tubuh juga dapat menimbulkan masalah saat kita menjalani prosedur endoskopi.
Selama endoskopi, dokter menggunakan tabung tipis dengan kamera untuk melihat bagian dalam tubuh. Mereka menggunakan endoskopi untuk melihat organ-organ seperti usus besar, usus halus, trakea (batang tenggorokan), dan banyak lagi.
Baca juga: Prosedur Endoskopi Kini Semudah Menelan Kapsul
Jika ada makanan yang menghalangi, kamera endoskopi akan kesulitan melihat struktur organ yang sebenarnya.
Makan dan minum sebelum endoskopi juga dapat meningkatkan risiko aspirasi, meskipun tidak dalam anestesi umum.
"Endoskopi meniupkan udara ke dalam perut. Jadi, makanan dapat keluar saat kami melepas alat dan Anda dapat melakukan aspirasi," Dr. Alaedeen memperingatkan.
Efek samping lain
Saat kita makan, tubuh akan bereaksi untuk memecah makanan guna mendapatkan energi. Proses pencernaan juga membutuhkan kerja keras.
Jadi, jika kita menjalani operasi dengan perut yang penuh, sistem tubuh akan bekerja lebih keras dan teralihkan dari tugas yang harus diselesaikan.
Baca juga: Mengenal Bedah Jantung Minimal Invasif dan Kelebihannya
“Jika perut Anda penuh, tubuh akan fokus untuk menyalurkan makanan ke tempat yang seharusnya. Tubuh akan sibuk mencerna makanan dan tidak melawan gangguan fisiologis akibat operasil,”paparnya.
Selain itu, obat bius bisa menyebabkan efek samping seperti mual dan muntah. Jika kita menjalani operasi dalam kondisi perut penuh, bayangkan jika makanan itu harus keluar lagi karena rasa mual efek dari obat bius.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.