KOMPAS.com - Anak sakit saat mudik adalah hal yang mungkin sangat ditakuti oleh para orangtua.
Namun, beberapa anak bisa mengalami sakit karena daya tahan tubuhnya menurun ketika paparan polusi meningkat selama perjalanan mudik.
Dokter spesialis anak lulusan Universitas Padjadjaran dr. Ackni Hartati, Sp.A, M.Kes menyampaikan kiat yang bisa dilakukan orang tua mengatasi anak jika mengalami sakit saat perjalanan mudik.
"Menjaga kesehatan anak saat mudik ini kita harus melihat risiko kesehatan apa sih yang paling sering gitu selama mudik pada anak-anak yang orang tua harus tahu," kata dokter Ackni seperti yang dilansir dari Antara pada Sabtu (29/3/2025).
Dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Permata Bekasi itu menjelaskan, salah satu risiko anak sakit yang kerap terjadi saat mudik Lebaran adalah demam.
Baca juga: 10 Makanan Penguat Imun Tubuh agar Tetap Fit Selama Mudik Lebaran
Untuk mengantisipasi hal tersebut, ia menyarankan orangtua membawa obat penurun panas, salah satunya paracetamol dengan dosis yang disesuaikan.
"Obat panas harus punya ya, paracetamol itu biasanya dia lebih aman karena dia tidak terlalu merangsang lambung," ujarnya.
Namun, jika sudah minum obat, tapi suhu tubuh tidak kunjung turun, ia menyarankan untuk anak tersebut segera saja dibawa ke rumah sakit.
"Kalau panasnya di atas 38,5 Celcius, dikasih obat panas sudah 4 sampai 6 jam, tapi tidak turun-turun, itu boleh segera dibawa ke rumah sakit," jelasnya.
Jika anak yang sakit memiliki riwayat kejang demam atau mengalami kejang yang tidak mereda, disarankan juga untuk anak dibawa ke rumah sakit terdekat.
Selain panas, pasalnya, diare atau gangguan pencernaan yang lain juga sering terjadi pada anak-anak saat mudik Lebaran.
Hal ini kerap dikaitkan dengan asupan makan anak yang tidak bersih atau segar selama perjalanan mudik.
Ia menjelaskan, orangtua harus waspada terhadap dampak diare pada anak-anak.
Baca juga: 8 Cara Mengatasi Pegal Linu, Biar Mudik Lebaran Tetap Menyenangkan
Diare pada anak-anak yang tidak segera diatasi bisa menyebabkan mereka mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan, bahkan bisa mengalami gangguan elektrolit.
"Mengalami diare, buang air besarnya (BAB) terus-terusan sampai anaknya ada tanda dehidrasi, seperti kencingnya sedikit atau ketika pipis warnanya agak pekat, itu berarti tanda dehidrasi atau anaknya jadi lebih lemas," ungkapnya.