Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Pendarahan Otak, Penyebab Titiek Puspa Meninggal

Kompas.com - 11/04/2025, 12:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Titiek Puspa meninggal di usia 87 tahun pada Kamis (10/4/2025).

Wanita yang memiliki nama lahir Sudarwati menutup mata di Rumah Sakit Medistra setelah dirawat di sana karena pingsan setelah syuting program "Lapor Pak!" pada Rabu (26/3/2025).

Mengutip laman Kompas.com pada Kamis (10/4/2025), Petty Tunjungsari, putri sulung mendiang mengatakan bahwa sang penyanyi dan musisi Indonesia ini mengalami pendarahan otak di sebelah kiri.

Baca juga: Hendropriyono Soal Purnawirawan Minta Gibran Dicopot: Aspirasi Boleh Dong

"Ternyata setelah diperiksa, ada pendarahan otak di sebelah kiri, kepala kiri. Nah, itu memang termasuk yang serius karena Ibu Titiek usianya 87 tahun. Dan kami sendiri juga tidak mengerti kenapa terjadi pendarahan," ujar Petty kepada awak media di Rumah Sakit Medistra, Jakarta.

Dari kabar duka Titiek Puspa meninggal, kita bisa belajar tentang pendarahan otak yang berakibat fatal.

Artikel ini akan mengulas fakta-fakta pendarahan otak mulai dari definisinya, penyebab, faktor risiko, gejala, komplikasi, dan pengobatan yang bisa dilakukan.

Baca juga: Titiek Puspa Meninggal akibat Pendarahan Otak: Ketahui Gejalanya Sebelum Terlambat

Apa itu pendarahan otak?

Pendarahan otak dikenal juga sebagai hemorrhagic stroke atau intracranial hemorrhage, seperti yang dikutip dari WebMD.

Pendarahan ini merupakan kondisi gawat darurat yang terjadi ketika pembuluh darah dalam otak pecah atau mengalami kebocoran.

Pendarahan bisa menyebabkan darah terkumpul, menggumpal, dan menekan jaringan otak di sekitarnya, sehingga sel-sel tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup.

Baca juga: 5 Kelompok Orang yang Paling Berisiko Terkena Kanker Serviks, Siapa Saja?

Kondisi itu memiliki dampak merusak yang serius pada sel-sel otak.

Dalam waktu 3 hingga 4 menit saja tanpa oksigen, sel-sel otak dapat mulai mati secara permanen, seperti yang dikutip dari Cleveland Clinic.

Jika sel-sel otak mati, bagian tubuh yang dikendalikan oleh sel-sel tersebut bisa kehilangan fungsi normalnya.

Baca juga: Kenang Jasa Bunda Iffet, Anang Hermansyah: Saya Dikasih Tempat Tidur di Potlot 2 Tahun

Oleh karenanya, pendarahan otak sangat berisiko menyebabkan kecacatan atau kematian.

Sebab, otak adalah organ vital pada tubuh manusia yang memiliki peran yang sangat kompleks.

Misalnya, dikutip dari Johns Hopkins Medicine, pendarahan otak terjadi di sebelah kiri bisa menyebabkan efek berupa:

  • Kelemahan atau kelumpuhan hilangnya kemampuan sensorik pada sisi kanan tubuh
  • Gangguan bicara dan pemahaman bahasa (afasia)
  • Masalah penglihatan, termasuk hilangnya bidang penglihatan kanan di kedua mata
  • Tidak mampu melakukan penghitungan, pengorganisasian, penalaran, atau analisis
  • Perubahan perilaku, seperti bersikap hati-hati dan ragu-ragu
  • Depresi
  • Gangguan kemampuan membaca, menulis, dan mempelajari informasi baru
  • Masalah memori atau hilang ingatan

Baca juga: Apakah Pecah Pembuluh Darah Seperti Titiek Puspa Berisiko Stroke? Ini Ulasannya...

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau