Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/12/2013, 13:22 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com - Tak hanya digunakan untuk memberikan kesegaran dan rasa rileks, manfaat minyak esensial juga dapat berkhasiat obat. Karena itu, minyak yang sering disebut juga sebagai aromaterapi ini dapat dijadikan pilihan terapi pengobatan.

Minyak esensial sejatinya merupakan kandungan alami yang diperoleh dari proses pengekstrakan tanaman. Namun karena proses tersebut tergolong sulit dan membutuhkan biaya tinggi, ada pula industri yang memproduksi minyak esensial sintetik.

Sebagai konsumen, kita sebenarnya bisa memilih antara minyak esensial yang alami atau yang sintetik. Hanya saja, sebelum memilih, sebaiknya kenali dulu perbedaan antara keduanya, dari mulai harga, manfaat, hingga struktur molekul kimia.

Menurut spesialis aromaterapi bersertifikat Evita Zoraya, perbedaan paling mencolok dari minyak esensial alami dan sintetik adalah dari harga jualnya. Yang membuat keduanya begitu berbeda adalah proses pembuatannya.

"Misalnya untuk minyak esensial Rose dari bunga mawar. Untuk mendapatkan 10 ml minyak esensial, dibutuhkan bunga mawar sekitar 40 kg. Belum lagi proses untuk mendapatkan minyaknya, jadi wajar saja bila harganya mahal," terangnya saat ditemui di sela-sela kelas Healing pada Namaste Festival beberapa waktu lalu di Jakarta.

Sementara itu, lanjut dia, untuk minyak esensial sintetik, karena terbuat dari bahan kimia, maka produksinya relatif lebih mudah, harganya pun bisa jauh lebih murah. Sebagai perbandingan, harga minyak esensial alami berkisar antara Rp 200 ribu hingga Rp 3,5 juta untuk satu botol yang berukuran 10 ml.

"Jadi kalau ada minyak esensial yang dijual Rp 20 ribu atau Rp 50 ribu untuk ukuran yang sama dan mengklaim alami, Anda patut meragukannya," ujar pemilik klinik Scentsibility ini.

Perbedaan lain dari minyak esensial yang alami dan sintetik juga terdapat pada manfaatnya. Menurut Evita, minyak esensial dapat memberikan dukungan terhadap tiga fungsi sekaligus fisik, psikologis, dan spiritual.

Namun semua fungsi tersebut hanya bisa didapat dari minyak esensial yang alami. Sementara untuk yang sintetik, mungkin dirasa mirip dari soal bau dan sensasi, namun tidak memberikan manfaat selengkap yang diberikan minyak yang alami.

"Minyak esensial sintetik mungkin hanya dapat memberikan manfaat psikologis, namun tidak dengan fisik. Sehingga manfaat kesembuhan sulit dicapai," tuturnya.

Evita juga menjelaskan, struktur molekul kimia minyak esensial alami ukurannya kecil sehingga mudah diserap oleh tubuh. Berbeda dengan molekul minyak esensial sintetik yang lebih besar sehingga tidak bisa diserap dengan baik.

Meski, lanjutnya, sudah ada teknologi nano untuk mengecilkan molekul, namun karena sintetik, maka ada kemungkinan setelah masuk di dalam tubuh, molekul tidak bisa dikeluarkan lagi secara alami. "Berbeda dengan yang alami, tubuh mampu mengeluarkannya sendiri setelah tidak dipakai," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau