Dengan kondisi jari tangan yang tidak sempurna itu, Ari mampu menggambar berbagai binatang. Sebuah gambar macan ia selesaikan hanya dalam beberapa menit.
"Sukanya gambar binatang saja," kata Ari saat ditemui Kompas.com di rumahnya di kawasan Tangerang Selatan, Banten, Sabtu ( 27/9/2014).
Ari kemudian menggambar kucing dan juga tokoh kartun, Donald bebek. Ia menggambar dengan perlahan tanpa menghapus sekali pun. Menurut kakek Ari, Sarfan, hobi menggambar ini sudah tumbuh sejak Ari kecil. Tanpa ada yang mengajari, jari-jari Ari bisa menghasilkan gambar tersebut.
"Dia lihat di televisi saja ada gambar-gambar binatang. Lihat di buku gambar juga enggak," kata Sarfan.
Tak banyak hal yang bisa dilakukan Ari selain menggambar. Ari tidak lancar baca dan tulis karena tak pernah mengenyam pendidikan formal. Nenek Ari, Masnah, mengaku pasrah ketika sejumlah sekolah menolak menerima Ari sebagai murid.
"Padahal, otaknya normal. Ya, cuma kulitnya saja. Kalau sekolah, sudah masuk SMA dia,'" kata Masnah.
Masnah pun akhirnya memanggil guru ke rumahnya di Jalan Palem Indah Nomor 66, Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan. Namun, guru tersebut hanya mengajar selama satu tahun. Setelah itu, keluarga Ari tak mampu lagi untuk membayar guru ke rumah.
Tak seperti remaja pada umumnya, Ari lebih banyak berdiam diri di rumah dan mengisi waktunya dengan menjadi penjaga warnet serta rutin mengaji bersama teman-temannya. Ia juga tak pernah bepergian, apalagi ke mal. Selain karena tidak kuat panas, ia juga mengaku tak mau membuat orang lain takut melihatnya.