Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wow... Duit Bank di SBI Nyaris Rp 200 Triliun

Kompas.com - 19/01/2010, 11:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Seretnya penyaluran kredit perbankan ke sektor riil tahun 2009 bisa terlihat dari kian menumpuknya duit bank di Sertifikat Bank Indonesia atau SBI. Mengutip data Statistik Perbankan Indonesia terbaru, nilai uang bank di SBI per akhir November 2009 mencapai Rp 199,44 triliun. Angka ini naik 30,95 persen dari periode yang sama tahun 2008, yang hanya Rp 152,30 triliun.

Bila membandingkan rentang dari Juli hingga November 2009, maka hal ini merupakan nilai SBI milik bank paling tinggi. Posisi SBI tertinggi selama dua tahun terakhir terjadi pada Februari 2008 dengan jumlah Rp 216,53 triliun.

Naiknya jumlah dana bank di SBI boleh jadi karena dalam beberapa bulan terakhir BI agresif menyedot likuiditas melalui instrumen tersebut. Dalam lelang SBI Rabu (13/1/2010), misalnya, BI menyedot dana Rp 75,78 triliun.

BI merasa perlu menyerap likuiditas berlebih di pasar. "Karena jika ada dana yang berlebih di pasar dan kami biarkan, nanti bisa menimbulkan ekses negatif, seperti permainan valas, dan semacamnya," ujar Direktur Riset dan Moneter Bank Indonesia Perry Warjiyo, akhir pekan lalu.

Dengan tawaran bunga antara 6,35 dan 6,5 persen serta bebas risiko, penempatan dana di SBI jelas lebih menarik bagi para bankir ketimbang mereka repot-repot menyalurkan kredit yang berisiko, kendati, jika menyalurkan kredit, maka bankir bisa menggetok bunga dua kali lipat bunga SBI.

Bankir tentu saja tak sepakat dengan anggapan ini. "Permintaan kredit memang rendah sekali tahun lalu, jadi kami tempatkan sementara di instrumen yang tetap bisa memberi yield karena kami juga harus memberi bunga ke nasabah," kata Wakil Direktur Bank Panin Roosniati Salihin.

Perry juga menampik jika penyerapan likuiditas bank melalui SBI kian membuat perbankan malas-malasan menyalurkan kredit. "Permintaan kredit sampai saat ini memang masih rendah, makanya ada likuiditas berlebih itu," ujarnya.

Likuiditas perbankan memang terus meningkat. Indikasinya, nilai dana pihak ketiga (DPK) bank terus meroket. Per akhir November 2009, DPK mencapai Rp 1.913,65 triliun atau bertambah Rp 164,83 triliun dibanding awal 2009.

Para bankir yakin, penyaluran kredit tahun ini bisa lebih besar seiring membaiknya perekonomian. Kemudian, dana bank di SBI lambat laun akan ditarik kembali untuk disalurkan dalam bentuk kredit. "Bagaimanapun, lebih untung disalurkan sebagai kredit daripada hanya ditumpuk di SBI," kata Direktur Ritel Bank Mega Kostaman Thayib.

Tak hanya uang bank yang menumpuk di SBI. Uang investor asing juga berebut masuk ke instrumen moneter ini. BI mencatat, posisi terakhir dana asing di SBI mencapai Rp 60,4 triliun atau naik Rp 10,9 triliun dalam kurun kurang dari dua pekan. Sekadar perbandingan, pada 8 Januari lalu, uang asing di SBI hanya Rp 49,5 triliun. (Ruisa Khoiriyah/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com