Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Repotnya Persalinan Perempuan Itu...

Kompas.com - 14/04/2011, 06:32 WIB

Pertemuan kami dengan ibu muda berusia 26 tahun ini berlangsung seperti kencan buta. Terjadi sebelum ia menjalani persalinan yang berisiko. Harap maklum, dalam konteks kesehatan masyarakat, ia tergolong ODHA alias orang dengan HIV/AIDS.

Dia enggan menyebutkan alamatnya, termasuk kepada Zainur Rahman, petugas konseling. Zainur adalah Manajer Kasus Klinik VCT (Voluntary Consulting and Testing, pemeriksaan dan konsultasi sukarela) ”Seruni” di bawah Rumah Sakit Umum Daerah dr Iskak, Tulungagung, Jawa Timur.

Waktu itu, menjelang persalinannya, ia ditemani suaminya. Beberapa hari kemudian, akhirnya persalinan itu terjadi pada awal April 2011 di RSUD dr Iskak. Bayinya laki-laki berbobot 3,4 kilogram.

Pasca-melahirkan, timbul rentetan masalah. Pertama, dokter yang menolong persalinan melarang pemberian air susu ibu (ASI) buat si bayi demi mencegah penularan HIV/AIDS.

Masalah kedua, sang suami yang belakangan baru tahu istrinya mengidap HIV/AIDS kecewa dan berniat meninggalkannya.

”Sebelum persalinan, suaminya hanya mengetahui kehamilan istrinya bermasalah sehingga harus menjalani konsultasi untuk mendapat prosedur persalinan dengan sectio caesar (bedah caesar). Baru saat ini suami tahu, ada HIV/AIDS. Suami mana pun tentu amat berat mendapati kenyataan seperti ini,” kisah Zainur.

Inilah sisi lain dari dinamika sosial di Tulungagung, daerah berpenduduk 1 juta jiwa ini yang dihidupi antara lain oleh ”ekspor” tenaga kerja wanita (TKW).

Asosiasi Pengerah Jasa Tenaga Kerja Indonesia mencatat, sekitar 1.000 perempuan dalam sebulan diberangkatkan ke luar negeri. Namun, hanya sepertiga di antaranya yang legal.

Dulu Tulungagung dikenal sebagai salah satu sentra industri rokok keretek, seperti daerah kota lain sepanjang lembah Brantas. Namun, industri rokok keretek sudah mati 10 tahun silam. Garmen yang sempat mencuat era 1990-an terlindas serbuan produk asal China.

Bisa jadi, fenomena TKW adalah pintu masuk HIV/AIDS di daerah ini. Masalahnya, penatalaksanaan penyakit ini, termasuk bagi para korban, harus berhadapan dengan pola sosial-budaya yang cenderung statis.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau