Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terapi Nikotin Tak Efektif Bantu Perokok

Kompas.com - 10/01/2012, 16:25 WIB

KOMPAS.com — Terapi nikotin berupa koyo, semprotan hidung, atau permen yang ditujukan untuk membantu para perokok menghentikan kebiasaannya dianggap kurang efektif. Sebuah penelitian menunjukkan, berbagai terapi tersebut tidak lebih baik dibandingkan berhenti merokok sendiri.

Penelitian yang dilakukan tim dari Harvard University School of Public Health tersebut dilakukan dengan mengikuti 787 orang dewasa di Massachusetts yang baru saja berhenti merokok. Para peneliti menemukan, kebanyakan perokok tersebut kembali merokok, baik setelah melakukan terapi pengganti nikotin (nicotine replacement therapy atau NRT) ataupun tanpa terapi.

"Studi ini menunjukkan bahwa menggunakan NRT tidak lebih efektif daripada tanpa terapi untuk berhenti merokok dalam jangka panjang," kata Ketua Peneliti, Hillel Alpert, ilmuwan dari Harvard.

Para responden dalam penelitian ini disurvei tiga kali dalam periode penelitian, yakni pada tahun 2001-2002, 2003-2004, dan 2005-2006. Bukan hanya masa kembali merokok yang sama di antara kelompok yang melakukan terapi NRT dan non-terapi, melainkan peneliti juga menemukan bahwa perokok berat yang melakukan NRT tanpa dampingan dokter atau profesional lebih sering untuk merokok kembali dibandingkan dengan yang tidak melakukan terapi.

"Ini mengindikasikan bahwa para perokok berat itu menganggap NRT sebagai pil ajaib sehingga mereka cenderung gagal untuk menghentikan kebiasaan buruknya," kata peneliti.

Walau beberapa studi secara acak yang dilakukan terhadap kelompok kontrol menunjukkan NRT efektif membantu perokok berhenti, studi terbaru ini menunjukkan kelemahan studi-studi tersebut pada populasi umum dalam kehidupan nyata.

Bukan hanya itu, penelitian juga mengungkapkan bahwa hanya sedikit orang yang mengikuti rekomendasi untuk menggunakan NRT selama delapan minggu. Industri NRT sendiri mulai populer sejak kali pertama permen karet nikotin diperkenalkan pada tahun 1984. Sejak bisa dibeli tanpa resep, pendapatan dari industri ini mencapai 800 juta dollar AS setiap tahunnya.

"Yang ingin disampaikan dari studi kami adalah agar badan pengawasan obat-obatan dan makanan FDA seharusnya hanya menyetujui obat-obatan yang telah terbukti efektif untuk menghentikan kebiasaan merokok dalam jangka panjang dan mengurangi nikotin, bukan hanya mengurangi kecanduan pada rokok," kata Gregory Connolly, Direktur Harvard's Center for Global Tobacco Control.

Menanggapi studi ini, GlaxoSmithKline Consumer Healtcare, yang memproduksi koyo dan permen nikotin, mengatakan ada bukti ilmiah yang menunjukkan NRT berdampak positif bagi kesehatan publik.

Pakar dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga menyatakan, produk NRT sangat penting untuk membantu orang yang kecanduan nikotin berat. Selain itu, jika perokok mau mengikuti dosis yang dianjurkan, dikombinasikan dengan dukungan dari lingkungan, maka kemungkinan untuk berhenti merokok akan lebih tinggi lagi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com