Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/10/2014, 17:06 WIB

KOMPAS.com - Rasa cinta banyak orang kepada soft drink pelan-pelan mulai pudar. Kini semakin banyak orang yang berusaha mengurangi kebiasaannya mengonsumsi minuman bersoda.
 
Berdasarkan poling dari Gallup pada bulan Juli 2014, 63% persen orang Amerika secara aktif mencoba menghindari soda. Meningkat dari 51% persen saat tahun 2004.

Jika Anda masih sulit untuk berkelit dari kebiasaan mengasup minuman bersoda, mungkin fakta-fakta ini bisa membantu Anda memutus hubungan dengan soft drink selamanya.

1. Meningkatkan lemak di sekitar organ
Yang dimaksud adalah lemak jahat yang sulit dideteksi dengan mata telanjang. Dengan kata lain Anda mungkin tak tahu bahayanya karena Anda tak merasa ada perubahan pada tubuh.

Peneliti dari Denmark yang menguji tentang efek dari non-diet soda mewawancara para responden apakah mereka mengonsumsi soda yang mengandung gula, susu dengan jumlah kalori yang sama dengan minuman bersoda, atau air. Mereka ditanya setiap hari selama 6 bulan. Meski total lemak para responden hampir sama, tapi orang yang sering mengasup minuman bersoda mengalami peningkatan drastis pada lemak tersembunyinya, terutama di bagian liver dan skeletal.

2. Soda diet  tak membantu
Sebenarnya mengubah minuman bersoda yang bergula dengan yang tanpa gula tak banyak menguntungkan kesehatan. Dari hitungan kalori mungkin benar, tapi diet soda memiliki bahayanya sendiri. Dalam sebuah penelitian, ternyata orang yang sering mengasup diet soda mengalami peningkatan lingkar pingang hingga 70 persen dalam kurun waktu 10 tahun dibanding dengan yang tidak minum soft drink.

3. Efek racun
Eropa dan Jepang telah melarang minuman bersoda yang mengandung racun jenis Brominated Vegetable Oil (BVO) dalam busa. Namun di Amerika masih banyak produk minuman yang menggunakannya, terutama yang berasa sitrus.

BVO awalnya diciptakan untuk membuat bahan plastik tak mudah terbakar. Namun BVO juga dipakai untuk memberi efek desis pada minuman. Namun efek samping dari zat kimia ini masih terus diteliti. Sebagian produsen memang telah memutuskan untuk mengganti BVO dari beberapa produk mereka.

4. Bersifat polutan pada air
Tubuh kita tidak bisa memecah pemanis buatan sehingga gula tersebut akan dibuang tubuh dan mengalir di sungai-sungai yang menjadi sumber air kita. Penelitian yang dilakukan di Swiss menemukan beberapa zat pemanis buatan seperti sakarin dan sukralose yang biasa dipakai dalam minuman soda, pada danau, sungai, dan saluran air di negara tersebut.

5. Mempercepat penuaan dini
Anda telah menghabiskan  ratusan bahkan jutaan rupiah untuk produk antipenuaan, multivitamin dan membayar trainer untuk menjaga tubuh tetap muda dan sehat. Tapi semua itu akan percuma jika Anda masih punya kebiasaan mengasup minuman manis dan soft drink. Minuman ini akan menurunkan kepadatan tulang, menambah berat badan, mengikis email gigi, dan menyebabkan masalah ginjal di kemudian hari.  (Eva Erviana)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com