Acara sunatan massal sekarang ini memang tak lagi dilakukan di bedeng-bedeng sederhana. Belakangan, kegiatan ini dilakukan di ruangan tertutup, seperti ruang pertemuan, sekolah, atau klinik dokter.
Menurut dokter Musawira Arif dari Graha Rumah Sunatan Bekasi, segala tindakan medis, termasuk sunat, seharusnya dilakukan di ruangan yang bersih, cukup penerangan, dan dengan alat yang memadai.
“Kebersihan ini termasuk kebersihan pasien, paramedis, alat, dan juga ruangan atau lingkungan. Jika ruangannya tidak baik, apalagi di luar ruangan yang hanya menggunakan tenda, risiko infeksi akan menjadi tinggi," kata Musawira.
Ruangan yang dipakai juga idealnya tidak terlalu sempit untuk memudahkan gerakan dokter, asisten, dan pasien. Selain itu, ruangan yang lapang dan terang juga secara psikologis membuat anak lebih tenang dan meminimalkan rasa takut.
"Agar anak tidak takut, orangtua juga perlu menjelaskan kepada anak bahwa rasa sakit muncul saat pemberian obat anastesi atau penyuntikan," katanya di sela acara sunatan massal yang digelar oleh PT Waskita Karya di Bekasi, beberapa waktu lalu.
Acara yang menjadi bagian dari program CSR PT Waskita Karya tersebut juga dilakukan serentak di Jabodetabek dan diikuti sekitar 200 anak.
Pasca-khitan
Untuk mempercepat penyembuhan dan menghindari kontaminasi kuman pasca-tindakan khitan, luka operasi perlu dijaga agar tetap kering, minimal 3 hari.
"Tak dimungkiri luka khitan sering basah setelah anak buang air kecil. Tapi, ini tak akan menimbulkan infeksi. Makanya, selama 3 hari pasca-khitan dokter akan memberikan antibiotik," kata Musawari.
Perawatan untuk mencegah infeksi dan mempercepat penyembuhan juga dapat dilakukan dengan penetesan iodin povidon 10 persen pada luka pasca-khitan sesering mungkin. Atau dapat juga menggunakan salep iodin povidon yang dapat lebih bertahan lama jika dibandingkan dengan sediaan cair.
Selain mencegah terjadinya infeksi, hal ini juga dapat merangsang granulasi dan penyembuhan luka secara lebih cepat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.