Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terlalu Banyak Folat Saat Hamil Tingkatkan Risiko Autisme

Kompas.com - 12/05/2016, 10:00 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

KOMPAS.com - Ibu hamil yang mengonsumsi terlalu banyak asam folat ternyata cenderung memiliki anak autisme. Demikian kesimpulan penelitian baru.

Periset menemukan bahwa ibu muda dalam studi yang memiliki kadar folat tinggi di dalam darahnya (lebih dari 59 nanomol per liter) segera setelah melahirkan ternyata dua kali berisiko memiliki anak dengan kelainan spektrum autisme (autisme spectrum disorder atau ASD), dibandingkan ibu dengan kadar folat normal.

Penemuan baru ini bakal dipresentasikan hari Jumat,13 Mei 2016 di International Meeting for Autism Research di Baltimore, AS. Asam folat berubah menjadi folat begitu memasuki tubuh.

Studi juga menemukan bahwa wanita yang memiliki kadar vitamin B12 tinggi dalam darah (lebih dari 600 picomol per liter) setelah melahirkan ternyata tiga kali cenderung memiliki anak dengan ASD dibandingkan ibu dengan kadar normal.

"Sudah lazim dikenal asupan terlalu sedikit asam folat dan B12 selama kehamilan dapat menyebabkan efek negatif bagi bayi. Tetapi studi ini juga menemukan terlalu banyak asupan juga berisiko," kata Ramkripa Raghavan, kandidat doktor dan periset kesehatan ibu dan anak di John Hopkins Bloomberg School of Public Health di Baltimor yang juga pemimpin penelitian ini.

Riset ini merupakan yang pertama menemukan koneksi antara asam folat dan vitamin B12 meningkat dalam darah ibu dan meningkatnya risiko memiliki anak dengan autisme. Dibutuhkan riset lain untuk mengonfirmasi penemuan ini dan mengeksplorasi koneksi ini lebih detil.

"Masih belum jelas berapa banyak dua nutrisi ini dapat dikategorikan menjadi terlalu banyak," kata Raghavan.

Ahli kesehatan merekomendasikan wanita yang berusaha hamil dan sedang hamil untuk mengonsumsi vitamin prenatal setiap hari yang berisi asam folat untuk mengurasi risiko bayi tekena cacat lahir otak dan tulang belakang.

"Riset baru tidak mempertanyakan rekomendasi itu dan masih harus diikuti," kata Raghavan. Tetapi, penemuan ini meningkatkan kemungkinan kelebihan asupan vitamin B12 selama kehamilan yang mempengaruhi secara negatif perkembangan neurologi pada anak.

Dalam studi tersebut periset menganalisa data dari 14.000 pasang ibu dan anak dari kalangan pendapatan rendah serta kaum minoritas di Boston. Ibu-ibu menjalani tes darah untuk mengukur kadar folat dan vitamin B12 dalam tiga hari pertama setelah melahirkan. Kemudian periset melacak anak mereka selama 15 tahun untuk melihat anak mana yang didiagnosa ASD.

Studi itu menemukan anak dengan risiko terbesar autisme adalah mereka yang dilahirkan dari ibu yang memiliki kadar tinggi folat dan vitamin B12. Anak-anak ini sekitar 17 kali lipat cenderung terdiagnosa autisme dibandingkan anak yang lahir dari ibu yang memiliki kadar normal.

Kendati mekanisme biologis yang mungkin menyebabkan hal itu masih belum jelas, periset curiga bahwa wanita dengan kadar tinggi dua nutrisi ini mungkin memetabolisasi keduanya secara berbeda dengan wanita lain.

"Mereka mungkin mengalami peningkatan kadar keduanya karena memproses vitamin B dengan berbeda atau karena mereka minum terlalu banyak nutrisi ini. Bisa jadi kedua hal itu juga terjadi," jelas Raghavan.

Wanita hamil mungkin mendapat asam folat dari berbagai sumber. Bisa dari suplemen prenatal, makanan alami dari sayuran hijau, jeruk, jus, kacang-kacangan atau makanan yang diperkaya folat. Lebih banyak penelitian dibutuhkan untuk melihat apakah sumber tertentu secara khusus menyebabkan peningkatan risiko autisme.

Masih belum jelas juga di titik kehamilan mana asam folat dan B12 mungkin berperan menyebabkan autisme. Juga wanita seperti apa yang mungkin mengalami peningkatan risiko karena memiliki kadar tinggi dua nutrisi ini.

Raghavan mengatakan pada dasarnya nutrisi sehat masih dibutuhkan wanita selama kehamilan. Calon ibu perlu mendapatkan dua nutrisi ini dari suplemen prenatal dan dari makanan.

"Masih terlalu dini mengadvokasi perubahan panduan prenatal untuk kedua jenis nutrisi ini," papar Raghavan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau