Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Lebih Buruk dari Kematian? Ini Kata Pasien Penyakit Kritis

Kompas.com - 03/08/2016, 10:00 WIB

KOMPAS.com - Bagi para pasien yang sedang menghadapi penyakit serius, kematian bukanlah hal yang paling mereka takutkan.

Dalam survei yang menanyakan pada 180 pasien penyakit kritis, mereka diminta mengurutkan 10 kondisi kesehatan sebagai hal yang paling buruk atau paling baik dari kematian. Kondisi itu meliputi tidak bisa bangun dari tempat tidur, atau harus duduk di kursi roda.

Mayoritas pasien yang berusia di atas 60 tahun dan menderita kanker serta gagal jantung itu menjawab harus bergantung pada mesin pernapasan dan mengalami inkontinensia kandung kemih (sulit mengontrol buang air) sebagai hal yang lebih buruk dari kematian.

Selain itu, lebih dari separuh pasien mengatakan tidak bisa bangun dari tempat tidur, selalu bingung, bergantung pada selang makanan untuk hidup, dan butuh bantuan perawat setiap waktu, sebagai hal yang lebih buruk atau sama dengan kematian.

Sementara itu, hal yang dianggap lebih baik dari kematian adalah berada di kursi roda. Tiga perempat pasien juga menganggap di rumah seharian dan mengalami nyeri skala sedang sepanjang waktu sebagai lebih baik dari kematian.

Menurut ketua peneliti, Dr.Emily Rubin, menghindari kematian selama ini menjadi tujuan perawatan dokter pada pasien-pasiennya. Tapi, ternyata kematian bukan hal yang ditakuti jika ternyata bertahan hidup tapi dengan segala keterbatasan.

"Kebanyakan rumah sakit menganggap kematian adalah hasil akhir yang sebisa mungkin harus dihindari, apa pun alternatifnya," tulis peneliti dalam laporannya.

Ada banyak alasan mengapa pasien menerima berbagai tindakan untuk mempertahankan hidup walau sebenarnya kondisi itu sama atau lebih buruk dari kematian. Misalnya, pasien mungkin akan berubah pikiran jika kematian sudah dekat, atau yakin kesehatannya akan pulih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com