KOMPAS.com - Infeksi jamur pada vagina adalah infeksi yang menimbulkan gatal, keputihan, dan rasa panas di sekitar area kemaluan wanita.
Dalam dunia medis, penyakit ini dikenal sebagai kandidiasis vagina.
Infeksi jamur pada miss v ini cukup lazim di kalangan kaum Hawa. Sebanyak tiga dari empat wanita mengalaminya, paling tidak sekali seumur hidup.
Baca juga: 3 Ciri-ciri Penyakit Jantung pada Wanita, Selain Nyeri Dada
Infeksi jamur pada vagina tidak termasuk infeksi menural seksual. Penggunaan obat infeksi jamur pada kemaluan wanita yang tepat dapat menyembuhkan penyakit ini.
Berikut penyebab, gejala, dan cara mengatasi infeksi jamur pada vagina.
Melansir Mayo Clinic, penyebab utama infeksi jamur pada miss v adalah jamur Candida albicans.
Vagina Anda secara alami memiliki jamur termasuk candida dan bakteri yang seimbang.
Bakteri jenis lactobacillus dapat mengendalikan pertumbuhan jamur berlebih di sekitar vagina.
Namun, keseimbangan tersebut bisa terganggu dan terjadi infeksi saat jamur candida jumlahnya berlebih. Atau, jamur menginfeksi lapisan sel vagina di bagian dalam.
Baca juga: 10 Penyebab Haid Terlambat Selain Hamil
Pertumbuhan jamur yang berlebih dalam kemaluan wanita bisa disebabkan:
Baca juga: Sedang Program Kehamilan? Cek Masa Subur setelah Haid
Gejala yang dirasakan setiap penderita bisa berbeda. Kadang wanita hanya mengalami satu atau beberapa tanda di atas. Tergantung kondisi ringan atau beratnya infeksi.
Baca juga: Berapa Lama Sperma Mampu Bertahan di Dalam Rahim?
Cara mengatasi infeksi jamur pada vagina bisa berbeda-beda. Dokter umumnya akan memberikan resep tergantung kondisi atau tingkat keparahan infeksi.
Melansir Healthline, untuk jenis infeksi jamur pada miss v yang ringan atau tidak parah, dokter biasanya memberikan obat infeksi jamur pada kemaluan wanita berupa krim, salep, atau tablet.
Beberapa jenis obat infeksi jamur pada miss v antara lain butoconazole (Gynazole), clotrimazole (Lotrimin), miconazole (Monistat), terconazole (Terazol), dan fluconazole (Diflucan).