Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Kesalahan Makan dan Minum Saat Buka Puasa yang Perlu Dikoreksi

Kompas.com - 27/04/2020, 16:03 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Setelah menahan makan dan minum seharian, waktu buka puasa tentu banyak ditunggung-tunggu masyarakat muslim yang berpuasa.

Tapi sayang, rasanya masih ada banyak orang yang tanpa sadar melakukan kesalahan dalam mengisi waktu makan saat buka puasa sehingga berisiko mengganggu kesehatan.

Banyak dari kita masih menjadikan momen buka puasa sebagai ajang “balas dendam” setelah menahan lapar dan haus selama kurang lebih 14 jam.

Buka puasa jelas baik untuk dilakukan sebagai upaya untuk mengembalikan energi dan nutrisi setelah berpuasa.

Tapi jika hal itu dilakukan tanpa memperhatikan porsi dan menu makan sehat, buka puasa malah bisa menimbulkan masalah pada tubuh.

Baca juga: Buka Puasa dengan Air Dingin atau Air Hangat, Mana yang Lebih Baik?

Kesalahan makan dan minum saat buka puasa

Berikut ini beberapa penjelasan mengenai kesalahan yang bisa jadi umum terjadi saat buka puasa:

1. Minum air dingin

Dokter RS PKU Muhammadiyah Surakarta, dr. Dien Kalbu Ady, berpendapat alangkah baiknya bagi siapa saja untuk mengawali buka puasa dengan minum air hangat ketimbang air dingin atau minuman es.

Hal itu dikarenakan minum air hangat atau air biasa tak akan banyak menimbulkan efek samping, seperti ketika minum air dingin.

Dien menjelaskan, minum air dingin atau es saat perut dalam kondisi kosong setelah puasa dapat memicu kontraksi pada lambung. Hal itu dikarenakan lambung baru saja menerima cairan dengan suhu yang jauh beda dari suhu tubuh.

Dengan demikian, kata dia, minum air dingin saat mengawali buka puasa bukan tidak mungkin dapat menyebabkan gangguan pencernaan, terutama bagi para penderita penyakit mag.

2. Makan terburu-buru

dr. Dien juga mengungkapkan, kebiasaan makan terburu-buru saat buka puasa juga kurang baik dilakukan karena bisa membuat seseorang tersedak.

Tak hanya itu, kurang halusnya makanan yang dikunyah juga bisa membuat makanan tersebut manjadi lebih sulit dicerna.

dr. Adji Suranto, Sp.A, dalam bukunya Terapi Enzim (2011) menjelaskan, mengunyah makanan di dalam mulut sebaiknya dilakukan sebanyak 30-50 kali untuk makanan yang tergolong tidak terlalu keras. Sedangkan untuk makanan yang keras atau sulit dicerna, dianjurkan dikunyah hingga 70 kali.

Baca juga: 4 Bahaya Sering Mengunyah Makanan Tak Sampai 32 Kali

Pada prinsipnya, dia menegaskan, semakin lama mengunyah makanan, maka kian banyak pula air liur yang mengandung enzim amilase dihasilkan.

Keberadaan air liur itu dapat digunakan untuk membantu melumatkan makanan sehingga makanan tersebut bisa dengan mudah melewati kerongkongan ketika ditelan.

Jadi tersedak adalah konseknsi yang mungkin bisa terjadi jika seseorang mengungah makanan terlalu cepat atau terburu-buru.

Selain itu, air liur juga sangat mudah bercampur dengan asam lambung dan cairan empedu sehingga makanan akan lebih mudah dicerna.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau