KOMPAS.com – Masyarakat Indonesia sudah tak asing lagi dengan tanaman rumput laut atau seaweed.
Tanaman ini telah jamak dimanfaatkan masyarakat sebagai bahan makanan.
Tak hanya menjadi campuran es buah, rumput laut juga bisa diolah menjadi keripik panggang, campuran mi atau pasta, sandwich, hingga salad.
Rumput laut ini termasuk salah satu sumber daya hayati, tepatnya sebagai renewable resources atau sumber daya dapat pulih yang terdiri atas flora dan fauna.
Sumber daya ini biasanya dapat ditemui di perairan yang berasosiasi dengan keberadaan terumbu karang.
Baca juga: 10 Manfaat Biji Selasih, Baik untuk Tulang hingga Cegah Sakit Jantung
Rumput laut alam biasanya dapat hidup di atas sub-strat pasir dan karang mati.
Di beberapa daerah pantai di bagian selatan Jawa dan pantai barat Sumatera, rumput laut ini banyak ditemui hidup di atas karang-karang terjal yang melindungi pantai dari deburan ombak.
Melansir Buku Pangan Sehat Kaya Manfaat: +25 Resep Hidangan Lezat Olahan Rumput Laut (2012) oleh Lilly T. Erwin, rumput laut merupakan tumbuhan jenis alga, sejenis ganggang multiseluler golongan devisi thallophyta.
Berbeda dengan tanaman sempurna pada umumnya, rumput laut tidak memiliki akar, batang dan daun.
Jenis rumput laut ini sangat beragam, mulai dari yang berbentuk bulat, pipih, tabung atau seperti ranting dahan bercabang-cabang.
Seperti tanaman darat pada umumnya, rumput laut juga memiliki klorofil atau pigmen warna yang lain.
Secara umum, rumput laut yang dapat dimakan adalah jenis:
Selain hidup bebas di alam, beberapa jenis rumput laut juga banyak dibudidayakan oleh masyarakat pesisir Indonesia.
Contoh rumput laut yang banyak dibudidayakan di antaranya, yakni euchema cottonii dan gracelaria sp.
Baca juga: 5 Manfaat Cincau, Obati Panas Dalam hingga Cegah Kanker
Rumput laut mempunyai kandungan nutrisi yang cukup legkap.
Secara kimia, rumput laut mengandung, antara lain:
Sedangkan secara nutrisi, rumput laut mengandung: