KOMPAS.com - Jerawat hormonal adalah salah satu problem kulit karena perubahan hormon.
Perubahan hormon jamak terjadi selama masa pubertas. Akan tetapi, jerawat karena hormon bisa memengaruhi orang dewasa di segala usia.
Melansir Healthline, perubahan hormon sangat umum pada wanita. Utamanya karena perubahan hormon saat menstruasi dan menopause.
Baca juga: 7 Bahan Masker Organik untuk Menghilangkan Bekas Jerawat
Dunia medis sebenarnya tidak mengenal istilah jerawat karena hormon atau jerawat hormonal.
Melansir Medical News Today, para pakar menyebut, hormon memang bukan faktor utama penyebab jerawat.
Tapi, ketidakseimbangan hormon dapat menyebabkan jerawat pada orang dewasa.
Produksi hormon testosteron yang meningkat selama masa pubertas dapat meningkatkan produksi minyak di kulit.
Minyak berlebih ini bisa jadi ladang subur tempat tumbuhnya jerawat.
Baca juga: 4 Cara Menghilangkan Bekas Jerawat Membandel Menurut Ahli Dermatologi
Hormon lain juga berperan dalam memicu jerawat. Bagi wanita, perubahan hormon selama kehamilan, menstruasi, dan menopause juga bikin jerawatan.
Penurunan kadar estrogen menjelang menopause dapat meningkatkan risiko jerawat.
Saat hormon estrogen mencapai titik kritis, rasio hormon baru dapat memicu kelenjar minyak aktif. Dampaknya, kulit jadi gampang berjerawat.
Baca juga: 3 Manfaat Sabun Pepaya untuk Wajah, Bikin Cerah sampai Atasi Jerawat
Jerawat hormonal bisa terjadi kapan saja. Memang benar, di usia 20-an perubahan hormon sangat aktif.
Namun, usia tidak bisa jadi patokan mandeknya jerawat. Jerawat karena hormon bisa memengaruhi orang berusia 20 tahun sampai 49 tahun.
Selama masa pubertas, jerawat kerap muncul di zona-T seperti dahi, hidung, dan dagu.