KOMPAS.com - Masa pubertas adalah periode perubahan atau masa transisi ketika tubuh anak berkembang menjadi dewasa.
Melansir Kids’Health, saat memasuki masa pubertas, otak akan melepaskan hormon pelepas gonadotropin atau gonadotropin-releasing hormone (GnRH).
Ketika hormon ini mencapai kelenjar pituari, tubuh gantian melepaskan hormon pubertas luteinizing (LH) dan perangsang folikel (FSH).
Baca juga: 8 Ciri-ciri Pubertas pada Perempuan
Pada perempuan, pelepasan kedua hormon bakal merangsang indung telur untuk mulai memproduksi hormon estrogen.
Hormon estrogen, LH, dan FSH membantu menyiapkan tubuh agar dapat bereproduksi atau hamil di kemudian hari.
Pelepasan beberapa hormon tersebut diikuti perubahan fisik pada masa pubertas.
Melansir NHS, ciri-ciri pubertas pada perempuan dimulai dengan beberapa perubahan fisik, antara lain:
Perubahan fisik pada masa pubertas perempuan bisa berbeda-beda antara satu anak dengan lainnya. Ada yang relatif cepat, atau perlahan.
Selain itu, masa pubertas perempuan atau usia perempuan mengalami pubertas juga bisa berlainan.
Baca juga: 7 Ciri-ciri Pubertas pada Laki-laki
Melansir laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), usia pubertas perempuan bisa berbeda-beda.
Namun, secara umum masa pubertas perempuan lebih cepat ketimbang anak laki-laki.
Usia pubertas perempuan biasanya dimulai ketika anak berumur delapan sampai 13 tahun.
Anak dianggap mengalami pubertas dini jika kurang dari delapan tahun sudah mengalami perubahan fisik pada masa pubertas perempuan sesuai penjabaran di atas .
Sebaliknya, anak perempuan di atas usia 13 tahun yang belum mengalami perubahan fisik di atas disebut mengalami pubertas terlambat.
Baca juga: Mengapa saat Pubertas Biasanya Disertai dengan Munculnya Jerawat?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.