Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dikdik Kodarusman
Dokter RSUD Majalengka

Dokter, peminat kajian autofagi. Saat ini bekerja di RSUD Majalengka, Jawa Barat

Hati-hati, yang Manis Bisa Membunuh Mu

Kompas.com - 18/07/2022, 08:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

ADA sebuah postingan dalam aplikasi helo yang menceritakan tentang penderitaan seorang anak.

Anak tersebut harus mengalami cuci darah di usianya yang baru 10 tahun. Anak tersebut memiliki kebiasaan buruk minum sari buah bubuk.

Kita tahu minuman sari buah instan tersebut isinya yang terutama adalah gula. Selebihnya hanya berbagai bahan kimia pemberi rasa dan aroma. Dan masih banyak jajanan anak lainnya yang isinya serupa.

Dengan kondisi tersebut tidak heran jika si anak akan mengalami kondisi hiperglikemi atau kelebihan gula darah.

Kondisi ini dapat mengakibatkan berbagai gangguan. Baik secara akut maupun kronis.

Secara kronis anak ini tentu akan jatuh dalam kondisi diabetes dengan berbagai komplikasinya. Secara akut, akan dapat terjadi gangguan sirkulasi seperti yang di alami anak ini.

Kondisi hiperglikemi akibat terlalu banyak konsumsi gula akan direspons tubuh sebagai berikut.

Kondisi hiperglikemik akan meningkatkan tekanan osmotik darah. Akibatnya akan terjadi perpindahan cairan dari jaringan ke pembuluh darah.

Peningkatan cairan akan meningkatkan laju aliran darah ke ginjal hingga terjadi pembentukan urin yang cepat dan banyak.

Pembentukan urin akan mengakibatkan volume darah berkurang dengan cepat. Kondisi ini akan merangsang pelepasan anti diuretik hormon (vasopresin).

Vasopresin akan dengan cepat menyempitkan pembuluh darah ke ginjal hingga aliran darah berkurang.

Jika tekanan osmotik tidak berkurang akibat masih tingginya asupan glukosa, maka penyempitan akan semakin kuat dan mengakibatkan alirah darah ke ginjal terhenti sama sekali. Akibatnya urin tidak terbentuk tekanan darah meningkat.

Akibat aliran darah terhenti, zat-zat beracun lain juga tidak dapat dikeluarkan. Kondisi semakin diperparah jika juga terjadi gangguan pelepasan insulin. Kondisi ini disebut sebagai gagal ginjal.

Gagal ginjal adalah kondisi darurat yang memerlukan penanganan segera. Kondisi ini dapat pulih kembali dan disebut gagal ginjal akut. Sedangkan jika menetap disebut gagal ginjal kronis.

Secara autofagi, penanganannya tentu saja harus menurunkan tekanan osmotik darah. Banyak cara yang dapat dilakukan. Yang utama adalah hentikan asupan glukosa.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau