KOMPAS.com - Sejak pandemi melanda, sistem kerja dari rumah atau work from home (WFH) kini banyak diadopsi oleh perusahaan.
Bekerja kini tak harus datang ke kantor. Anda bisa bekerja dari mana saja hanya dengan memanfaatkan kecanggihan internet.
Namun, bekerja dari rumah ternyata bisa memicu depresi. Berikut fakta lengkap seputar depresi akibat workf from home.
Baca juga: Stadium dan Pengobatan Gagal Ginjal
Menjadi sedih adalah bagian normal dari kehidupan. Biasanya, kesedihan datang sebagai akibat dari faktor lingkungan.
Jika Anda mengalami perubahan besar dalam hidup Anda, seperti berakhirnya suatu hubungan, misalnya, wajar jika Anda merasa sedih.
Sementara itu, depresi adalah kondisi kesehatan mental klinis dan kesedihan yang berlalur-larut juga bisa berubah menjadi depresi.
Episode depresi berat berlangsung setidaknya 2 minggu pada suatu waktu. Meskipun faktor lingkungan yang menyedihkan dapat memicu mereka, depresi juga bisa muncul tanpa sebab.
Jika suasana hati Anda mulai mengganggu kehidupan sehari-hari, Anda mungkin mengalami depresi.
Namun, diagnosis depresi hanya bisa diberikan oleh seorang profesional kesehatan mental.
Sebuah laporan tahun 2017 oleh European Foundation for the Improvement of Living and Working Conditions menunjukkan bahwa 41 persen karyawan yang bekerja jarak jauh melaporkan tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan dengan hanya 25 persen rekan mereka yang bekerja di kantor.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.