Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SAD, Pengaruh Perubahan Musim Pada Depresi

Kompas.com - 31/07/2022, 13:35 WIB
Ria Apriani Kusumastuti,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Apakah Anda pernah merasa sangat sedih ketika hujan turun atau mendung begitu gelap? Ternyata hal ini terjadi karena perubahan musim yang bisa mempengaruhi suasana hati.

Namun, perubahan suasana hati ini hanya terjadi pada musim-musim tertentu dan tidak berakibat pada depresi.

Lalu, musim seperti apa yang bisa menyebabkan depresi? Apa kaitan antara musim dan depresi?

Baca juga: Seasonal Affective Disorder (SAD)

Seasonal affective disorder (SAD)

Melansir Healthline, seasonal affective disorder (SAD) adalah salah satu jenis depresi yang disebabkan oleh perubahan musim.

Mayoritas penderita SAD mengalami gejala depresi mulai akhir musim gugur atau pada awal musim dingin dan berakhir pada musim semi.

Healthline juga menambahkan bahwa ada dua pola SAD, yaitu pola musim dingin dan pola musim panas, dan masing-masing pola biasanya berlangsung sekitar 4 hingga 5 bulan.

Di Indonesia sendiri tidak memiliki 4 musim, namun biasanya perubahan suasana hati akan dirasakan ketika musim hujan.

Namun, musim hujan sendiri tidak selalu menjadi penyebab seseorang mengalami depresi.

Dari penelitian yang terbit pada European Economic Review pada tahun 2019, menunjukkan bahwa musim hujan membuat suasana hati condong ke arah negatif.

Pada penelitian ini, responden menunjukkan perilaku yang berbeda selama pemilihan umum ketika musim hujan.

Sebaliknya, ketika cuaca sedang cerah, responden menunjukkan perilaku yang lebih positif.

Meskipun begitu, kondisi ini tidak bisa disebut SAD karena gejalanya yang berbeda.

Mengutip Healthline, ada beberapa gejala SAD yang umumnya dirasakan, seperti:

  • Sulit tidur
  • Lemas
  • Sulit berkonsentrasi
  • Keinginan bunuh diri
  • Lelah pada siang hari
  • Makan terlalu banyak atau terlalu sedikit
  • Keengganan untuk bersosialisasi
  • Penambahan atau penurunan berat badan
  • Kegelisahan
  • Bertindak kasar
  • Mudah marah

Baca juga: Kenali Apa yang Anda Rasakan, Ini Beda Sedih dan Depresi

SAD dan perubahan musim

Melansir dari Cleveland Clinic, tidak ada yang tahu pasti apa yang menyebabkan terjadinya SAD. Namun, kurangnya matahari bisa menjadi salah satu penyebab dari kondisi ini.

Cleveland Clinic juga menambahkan bahwa beberapa teori yang mendukung klaim tersebut.

  • Matahari berperan untuk mengatur suasana hati, waktu tidur, dan juga hormon. Jika badan kurang terekspos matahari, maka jam biologis tubuh akan berganti sehingga sulit untuk menyesuaikan.
  • Otak memiliki senyawa yang bernama neurotransmitter yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pada setiap sel saraf di dalam tubuh. Senyawa ini juga mengandung serotonin yang berfungsi untuk mengatur perasaan bahagia. Jika mengalami SAD, maka hanya ada sedikit level serotonin dalam tubuh. Tidak adanya sinar matahari membuat keadaan semakin parah karena sinar matahari berperan dalam mengatur serotonin.
  • Melatonin di dalam tubuh berguna untuk mengatur pola tidur dan suasana hati. Untuk sebagian orang, kurangnya sinar matahari membuat produksi melatonin meningkat sehingga mengakibatkan rasa kantuk dan lelah yang berlebihan.
  • Sinar matahari membantu tubuh untuk mendapatkan vitamin D yang juga berperan untuk meningkatkan serotonin. Kurangnya sinar matahari di beberapa musim membuat level serotonin berkurang sehingga akan berdampak pada suasana hati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau