KOMPAS.com - Sama seperti organ tubuh lainnya, vagina membutuhkan makanan tepat untuk menjaga kesehatan serta mengoptimalkan fungsinya.
Jenis makanan yang dikonsumsi wanita ternyata sangat berpengaruh pada kondisi organ reproduksi, termasuk vagina.
Beberapa makanan mampu membuat vagina tetap segar seiring waktu, melembapkan area kewanitaan, meredakan keluhan sebelum dan saat menstruasi, hingga mencegah bakteri.
Baca juga: Normalkah Vagina Terlalu Becek? Berikut Penjelasan Dokter
Di sisi lain, ada pula makanan tertentu yang bisa membuat area kewanitaan tidak sehat sehingga menyebabkan penyakit dan ketidaknyamanan lainnya.
Berikut ini akan dipaparkan makanan terbaik dan terburuk untuk vagina yang perlu diketahui para wanita.
Vagina bersifat asam dengan pH 3,5-4,5 dala skala nol hingga 14. Namun, pH vagina dapat berubah karena berbagai aktivitas yang dilakukan wanita, seperti bekerja, olahraga, aktivitas seksual, hingga stres.
Dalam keadaan sehat, vagina dapat menjaga dan mengembalikan keseimbangan pH dengan sendirinya. Namun, vagina juga membutuhkan nutrisi untuk menjaga keseimbangan pH, salah satunya dengan konsumsi yoghurt plain.
Yoghurt plain atau tanpa rasa mengandung bakteri hidup atau prebiotik yang disebut Lactobacillus acidophilus. Bakteri itu dapat membantu menjaga pH vagina dalam kisaran asam, menurunkan risiko jamur dan jenis infeksi lainnya.
Perlu diketahui, saat keseimbangan pH terganggu, vagina dapat menjadi sarang bagi bakteri atau jamur yang menyebabkan vaginosis bakterialis.
Baca juga: Macam-macam Penyebab Rasa Sakit Saat Penis Penetrasi di Vagina
Menjaga asupan air (tetap terhidrasi) juga meningkatkan energi dan sirkulasi di area kewanitaan.
Seorang wanita yang memiliki masalah reproduksi berupa vagina kering dianjurkan minum 6-8 gelas air setiap hari.
Sama seperti dehidrasi yang dapat membuat kulit wajah atau tangan terasa kering, kekurangan air dapat membuat kulit di vulva (bagian luar alat kelamin) kehilangan kelembapan dan gatal.
Selain itu, minum cukup air adalah cara sederhana untuk membantu mencegah infeksi saluran kemih (ISK). Cairan yang dibuang lewat urine dapat membantu meluruhkan bakteri penyebab infeksi.
Sebuah studi di Journal of Alternative and Complementary Medicine menemukan bahwa jahe sama efektifnya dengan ibuprofen untuk meredakan kram yang menyakitkan saat menstruasi.
Dalam studi tersebut, partisipan wanita dibagi menjadi dua kelompok dan masing-masing diminta mengonsumsi 250 mg bubuk jahe dalam bentuk kapsul atau 400 miligram ibuprofen 4 kali sehari dalam 3 hari pertama menstruasi.