KOMPAS.com - Sembelit bikin kita sulit beraktivitas. Sebab, perut menjadi begah dan kembung sehingga kita tidak nyaman bergerak.
Sembelit sendiri bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala yang mendasari adanya penyakit lebih serius.
Perubahan gaya hidup, kesehatan mental, dan pola makan adalah beberapa faktor yang bisa mempengaruhi sembelit.
Agar Anda terhindar dari sembelit, Anda harus mengetahui penyebabnya. Berikut berbagai hal yang bisa memicu sembelit:
Asupan air yang cukup tak hanya menunjang keindahan kulit. Tubuh yang terhidrasi dengan baik juga membuat kesehatan pencernaan terjaga.
Nah, kurang minum air inilah yang bisa menjadi penyebab sembelit.
"Setidaknya satu liter air biasanya memasuki usus besar kita selama pencernaan, tetapi hanya sebagian kecil yang dikeluarkan sebagai bagian dari kotoran kita," kata ahli diet terdaftar yang berbasis di Nashville, Grace Goodwin Dwye.
Kotoran yang terlalu banyak mengeluarkan air, baik karena Anda mengalami dehidrasi atau karena Anda jarang buang air besar, akan memicu sembelit.
Kebutuhan asupan air harian bervariasi dari satu orang ke orang lain — dengan tingkat aktivitas dan lingkungan sekitar semuanya berperan dalam seberapa banyak Anda perlu minum.
Laki-laki biasanya membutuhkan 3,7 liter total air per hari (sekitar 15 gelas), sedangkan perempuan membutuhkan 2,7 liter air setiap hari (sekitar 11 gelas).
Baca juga: Tips Mengatasi Batuk Pilek dan Demam pada Anak Menurut Dokter
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), bagi sebagian orang, stres dapat menyebabkan kecemasan, ketakutan, atau perasaan tidak berdaya.
Bahkan, stres juga bisa memicu respon fisik, sepertidetak jantung yang cepat, pusing hingga sulit tidur, dan sembelit.
Menurut penelitian tahun 2018 yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Microbiology, ada hubungan langsung antara kesehatan mental dan kesehatan usus.
Stres kronis tidak hanya memengaruhi mikrobiota usus tetapi juga dapat menyebabkan timbulnya masalah pencernaan seperti buang air besar yang tidak teratur dan sindrom iritasi usus besar (IBS).
Stres juga dapat menyebabkan proses pencernaan peristaltik tiba-tiba berhenti saat tubuh bergerak dari keadaan rileks menjadi respons saraf simpatik lawan-atau-lari, yang pada akhirnya menghambat buang air besar.