KOMPAS.com - Henti jantung adalah salah satu kondisi yang akan mengancam nyawa ketika pertolongan pertama terlambat diberikan dalam beberapa detik saja.
Henti jantung terjadi ketika ada gangguan ritme jantung dan kondisi ini bisa dialami oleh siapa saja, namun ada beberapa penyebab yang akan meningkatkan risiko henti jantung.
Ketahui beberapa penyebab henti jantung berikut ini agar bisa meminimalisir risikonya dengan perawatan serta pengobatan yang tepat.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Henti Jantung, Penyebab, dan Gejalanya
Dilansir dari Mayo Clinic, penyebab utama henti jantung adalah irama denyut nadi yang tidak normal atau aritmia.
Kondisi ini dipicu oleh sistem konduksi jantung, yang mengatur ritme dan denyut jantung, tidak bekerja dengan baik.
Ketika seseorang mengalami aritmia, irama denyut jantung menjadi terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak beraturan.
Henti jantung biasanya akan terjadi ketika terdapat gangguan pada bilik jantung yang membuatnya bekerja terlalu cepat sehingga malah tidak memompa darah sama sekali.
Henti jantung bisa menyerang siapa saja, termasuk orang-orang yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung.
Namun, aritmia yang akan mengancam nyawa biasanya terjadi pada individu yang memiliki riwayat penyakit jantung.
Disarikan dari American Heart Association dan Mayo Clinic, berikut adalah beberapa penyebab henti jantung yang perlu diwaspadai:
Mengetahui penyebab henti jantung tersebut bisa menjadi tindakan pencegahan sehingga bisa melakukan pemeriksaan kesehatan jantung secara teratur dan mengonsumsi obat yang diberikan untuk meminimalisir risiko henti jantung.
Baca juga: 8 Gejala Henti Jantung yang Perlu Diwaspadai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.