Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/08/2023, 16:30 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

 

KOMPAS.com - Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah kondisi ketika anak terlahir dengan berat kurang dari 2500 gram.

Dokter atau bidan yang membantu persalinan akan segera memberi tahu jika bayi terindikasi BBLR.

Baca juga: Apa Saja Faktor yang Memengaruhi Tumbuh Kembang Anak?

Hal itu karena bayi yang berat badan lahirnya rendah perlu mendapat perawatan khusus hingga mencapai bobot aman demi menghindari dampak negatif BBLR.

Artikel ini secara khusus akan membahas dampak berat badan lahir rendah terhadap tumbuh kembang anak yang perlu orangtua ketahui.

Apa dampak berat badan lahir rendah terhadap tumbuh kembang anak balita?

Anak yang lahir dengan BBLR tidak dapat dibiarkan karena ada sederet masalah medis yang bisa menyerang anak dengan bobot di bawah rata-rata.

Disarikan dari Cleveland Clinic dan Promkes Kemenkes, berikut beberapa dampak berat badan lahir rendah terhadap tumbuh kembang anak:

  1. Bayi kesulitan bernapas sehingga sirkulasi oksigen dalam tubuh untuk meregulasi fungsi organ terganggu.
  2. Anak sulit mempertahankan suhu tubuh agar tetap hangat, sehingga ada risiko terjadinya penurunan suhu secara drastis atau hipotermia.
  3. Masalah pada sistem saraf bayi, termasuk pendarahan otak atau kejang.
  4. Bayi berisiko mengalami gangguan perkembangan paru-paru atau organ lain.
  5. Anak berisiko mengalami penyakit kuning, sehingga perlu dirawat pisah dari ibunya. Kondisi ini bisa menunda inisiasi menyusui dini (IMD).
  6. Bayi berisiko terkena infeksi telinga yang bisa membuat mereka menolak saat diberi ASI. Padahal, air susu ibu merupakan nutrisi terbaik untuk menunjang tumbuh kembang anak.
  7. Kematian mendadak atau sudden infant death syndrome (SIDS)
  8. Anak cenderung memiliki gula darah rendah, sehingga terlihat tidak bertenaga dan tampak lamban dalam beraktivitas.
  9. Tumbuh kembang si kecil tidak optimal karena adanya keterlambatan perkembangan motorik dan sosial.
  10. Anak rentan memiliki IQ rendah, sehingga mengalami kesulitan berkonsentrasi hingga gangguan belajar.
  11. Anak rentan memiliki tekanan darah tinggi.
  12. Si kecil berisiko mengidap penyakit jantung.

Baca juga: 7 Faktor Penghambat Tumbuh Kembang Anak, Orangtua Perlu Tahu

Apa penyebab berat badan lahir rendah?

Ada dua penyebab utama bayi lahir dengan berat badan lahir rendah yaitu kelahiran prematur dan pertumbuhan janin yang terhambat sejak masih di dalam kandungan atau Intra Uterine Growth Restriction (IUGR).

Bayi dikategorikan prematur apabila lahir sebelum usia kandungan menginjak 37 minggu. Itu berarti, bayi tidak memiliki waktu maksimal untuk dapat berkembang di dala rahim sang ibu.

Padahal, bayi umumnya mengalami pertambahan berat badan yang pesat seala beberapa minggu terakhir kehamilan.

Sementara itu, IUGR bisa terjadi karena suplai oksigen dan nutrisi ke janin terganggu, sehingga menyebabkan pertumbuhannya terhambat.

Risiko IUGR bisa meningkat apabila ibu hamil mengalami masalah kehamilan, seperti diabetes yang tidak terkontrol, hipertensi, anemia, infeksi seperti rubella, toxoplasmosis, dan sifilis, hingga malnutrisi.

Kelainan bawaan pada janin, seperti down syndrome dan anensefali juga bisa memicu IUGR dan akhirnya membuat si kecil lahir dengan berat badan lahir rendah.

Baca juga: Apa Itu Stimulasi Tumbuh Kembang Anak? Simak Penjelasan dan Caranya

Beberapa bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) terlihat sehat, meski bobotnya berada di bawah rata-rata. Akan tetapi, bayi yang lahir dengan BBLR perlu mendapat perlakukan medis yang khusus.

BBLR yang tidak ditangani bisa menyebabkan masalah kesehatan pada bayi yang baru lahir hingga memengaruhi tumbuh kembangnya.

Dampak berat badan lahir rendah terhadap tumbuh kembang anak yang perlu ayah dan ibu ketahui, yaitu mulai dari gangguan pernapasan pada bayi, bayi menolak diberi ASI akibat mengalami infeksi, hingga gangguan belajar.

Dengan mengetahui dampak berat badan lahir rendah terhadap tumbuh kembang, orangtua sebaiknya mengikuti prosedur medis yang ada di rumah sakit atau sesuai rekomendasi dokter.

Bayi dengan BBLR biasanya akan menjalani perawatan di ruang perawatan intensif untuk bayi atau NICU.

Kemungkinan si kecil juga perlu diberi nutrisi khusus melalui jalur intravena atau selang ke perutnya jika bayi tidak dapat menyusu.

Baca juga: 4 Gangguan Tumbuh Kembang Anak, Orangtua Perlu Tahu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau