KOMPAS.com - Tekanan darah tinggi dapat terjadi pada anak-anak, tetapi dengan ukuran berbeda.
Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. dr. M. Heru Muryawan, Sp.A(K) mengatakan bahwa mendiagnosis tekanan darah tinggi pada anak cukup menantang.
Tekanan darah normal pada orang dewasa sekitar 120/80 dan kira-kira 140/90 mmHg ke atas sudah mengalami hipertensi.
Pada anak-anak, dr. Heru mengatakan bahwa tekanan darah normal berbeda tergantung jenis kelamin dan jenjang usia.
"Sebelum menjadi hipertensi, ada tanda peringatan berupa tekanan darah meningkat dan ada stadium dua," ujarnya dalam media briefing dengan topik "Hipertensi pada Anak" pada Selasa (6/2/2024).
Baca juga: IDAI: Anak-anak Tidak Bebas Hipertensi, Ini Sebabnya...
Berikut dr. Heru menjabarkan tabel tekanan darah tinggi pada anak yang merujuk pada American Academy of Pediatrics (AAP) 2017:
Baca juga: 12 Tanda-tanda Hipertensi yang Harus Diwaspadai
"Kalau di atas itu berarti ada tanda-tanda hipertensi untuk diperiksa lebih lanjut," kata dokter spesialis anak ini.
Baca juga: Perbedaan Sakit Kepala akibat Hipertensi dan Hipotensi
Mengutip Mayo Clinic, tekanan darah tinggi biasanay tidak menimbulkan gejala.
Namun, beberapa kondisi dapat mengindikasikan keadaan darurat tekanan darah tinggi (krisis hipertensi), seperti berikut:
Dr. Heru mengatakan bahwa gejala tekanan darah tinggi bersifat umum karena bisa menandai masalah kesehatan lainnya.
Misalnya, sakit kepala bisa merujuk pada sakit mata, infeksi, dan anemia, selain hipertensi.
Baca juga: 6 Dampak Tekanan Darah Tinggi yang Merusak Tubuh
Jika anak Anda mengalami salah satu gejala di atas, segeralah mencari perawatan medis darurat.
"Hipertensi pada anak harus mendapatkan perhatian. Kenapa? Karena hipertensi dewasa bisa dimulai sejak masa kanak-kanak," ucapnya.
Ia mengingatkan para orang tua bahwa penting untuk anak-anak mendapatkan pemeriksaan tekanan darah secara rutin setiap tahun setelah anak berusia 3 tahun.
Itu berlaku, jika anak Anda tidak memiliki faktor risiko hipertensi, seperti obesitas, memiliki ibu dengan hipertensi, dan menderita penyakit ginjal.
Jika anak Anda memiliki faktor risiko hipertensi, pemeriksaan tekanan darah tinggi harus segera dimulai setelah lahir.
Jika Anda khawatir anak Anda memiliki faktor risiko tekanan darah tinggi, seperti obesitas, bicarakan dengan dokter anak Anda.
Baca juga: Kenapa Tekanan Darah Tinggi Picu Penyakit Jantung?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.