Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IDAI: Anak-anak Tidak Bebas Hipertensi, Ini Sebabnya...

Kompas.com - 07/02/2024, 05:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Tekanan darah tinggi atau hipertensi tidak hanya bisa terjadi pada orang tua, tetapi juga anak-anak.

Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. dr. M. Heru Muryawan, Sp.A(K) mengatakan bahwa angka kejadian hipertensi pada anak dan remaja di Indonesia sekitar 3,11 persen sampai 4,6 persen.

Baca juga: 12 Tanda-tanda Hipertensi yang Harus Diwaspadai

"Memang hipertensi seringnya terjadi pada orang dewasa, tetapi pada anak-anak juga dijumpa," ucap dr. Heru dalam media briefing dengan topik "Hipertensi pada Anak" pada Selasa (6/2/2024).

Ia mengatakan bahwa kasus hipertensi paling dini yang pernah ada dialami oleh bayi baru lahir.

"Penyebabnya adalah anak lahir tanpa ginjal. Masalah ini bisa saja terjadi, tetapi jarang," katanya.

Baca juga: Perbedaan Sakit Kepala akibat Hipertensi dan Hipotensi

Sementara, hipertensi pada anak lebih umum diketahui terjadi pada usia 7 tahun ke atas karena gejalanya lebih mudah dideteksi.

"Hipertensi pada anak ini tanda-tandanya enggak jelas. Biasanya usia 7 tahun ke atas mulai terlihat. Puncaknya, di antara 10 tahun sampai 14 tahun, makanya penelitiannya selalu mengumpulkan data 6 sampai 18 tahun. Rata-ratanya 10 tahun," ujarnya.

Baca juga: 10 Obat Alami untuk Menurunkan Hipertensi yang Perlu Diketahui

Apa yang menyebabkan anak bisa terkena hipertensi?

Dokter spesialis anak ini mengungkapkan bahwa anak-anak bisa terkena tekanan darah tinggi karena sejumlah penyebab.

"Pada anak-anak, penyebab tekanan darah tinggi kebanyakan karena penyakit ginjal," ujar dr. Heru.

Penyebab hipertensi pada anak lainnya bisa, meliputi penyakit jantung dan pembuluh darah (penyakit kardiovaskular), penyakit saraf, penyakit hormon, serta gangguan psikologis.

Baca juga: Hubungan Hipertensi, Penyakit jantung, dan Stroke

Ada juga, kata dr. Heru, faktor risiko yang menyebabkan hipertensi pada anak, yaitu sebagai berikut:

  • Faktor keturunan, di mana ada riwayat keluarga yang terkena hipertensi
  • Menderita penyakit jantung bawaan
  • Kurang aktifitas fisik
  • Konsumsi garam, lemak dan gula berlebihan
  • Bapak dan ibu merokok
  • Obesitas (kegemukan)
  • Anak lahir dengan berat lahir rendah, tapi kemudian mengalami kelebihan berat badan

Baca juga: 6 Dampak Tekanan Darah Tinggi yang Merusak Tubuh

"Pada anak kurang aktivitas fisik, menonton TV tiga jam sehari risikonya 6-7 kali kenaikan tekanan darah sistolik," ucapnya.

Dr. Heru menerangkan bahwa pembuluh darah butuh elastisitas, sehingga jika anak kurang aktivitas fisik, lama-kelamaan bisa menyebabkan hipertensi.

Tanpa diobati penyebab hipertensi seiring waktu, bisa menyebabkan kerusakan organ, seperti jantung, susunan saraf pusat yang menyebabkan stroke.

Baca juga: Kenapa Tekanan Darah Tinggi Picu Penyakit Jantung?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Usai Bertemu Prabowo, Airlangga Bakal ke AS untuk Negosiasi soal Tarif Trump
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau