KOMPAS.com - Selain melalui hubungan seksual beresiko atau jarum suntik yang terinfeksi, HIV juga bisa ditularkan dari ibu kepada bayinya sejak dalam kandungan.
HIV dapat menyebar dari ibu ke janin melalui plasenta selama kehamilan. Hal ini dapat terjadi ketika darah ibu yang terinfeksi HIV mengandung virus yang menyebar melalui plasenta dan masuk ke dalam sirkulasi darah janin.
Dengan terapi yang intensif, yaitu pemberian obat ARV (antiretroviral) sejak bayi dilahirkan, ada harapan bayi-bayi dengan HIV tersebut bisa memiliki remisi (virusnya tidak terdeteksi) dalam jangka panjang.
Hal tersebut dibuktikan dari penelitian yang dilakukan oleh National Institute of Health Inggris terhadap empat anak. Mereka yang lahir dengan HIV tersebut diketahui bisa mempertahankan status remisi bahkan lebih dari setahun setelah terapi obat dihentikan.
Baca juga: Pria Swiss yang Disebut Pasien Jenewa Diklaim Jadi Orang Ke-6 yang Sembuh dari HIV
Hingga saat ini tidak ada vaksin atau pengobatan yang dapat menyembuhkan HIV, virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh.
Satu-satunya penyembuhan HIV yang diketahui hanya terjadi pada segelintir orang dewasa penderita kanker yang memerlukan transplantasi sumsum tulang yang berisiko, yang secara efektif menggantikan sistem kekebalan tubuh mereka.
Pengobatan modern dengan ARV yang ada saat ini membuat orang dengan HIV dapat berumur panjang dan sehat, namun mereka harus minum obat seumur hidupnya untuk mencegah virus tersebut. HIV diketahui bersembunyi dalam tubuh, yang berarti HIV bisa kembali kapan saja.
Meski begitu, fakta bahwa anak-anak tersebut bisa "bebas" dari HIV setelah berhenti minum obat, memberi harapan baru bahwa mungkin ada cara bagi anak-anak yang lahir dengan HIV untuk mencapai remisi dalam jangka panjang.
Memang dari anak-anak yang mengikuti penelitian ini ada yang virusnya kembali lagi.
Namun, fakta ada 4 anak yang virusnya tidak terdeteksi setelah setahun lebih berhenti minum obat, memberi harapan bahwa suatu hari nanti anak-anak yang lahir dengan HIV bisa menjalani pengobatan jangka pendek di masa kecilnya, bukannya seumur hidup.
Baca juga: Sejarah Obat ARV, Efektif Turunkan Angka Kematian
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.