Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentingnya Checkup untuk Deteksi Gagal Jantung

Kompas.com - 10/05/2024, 16:04 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Gagal jantung merupakan penyakit serius yang dapat memburuk dan mengakibatkan komplikasi. Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan atau checkup merupakan salah satu langkah penting mencegah gagal jantung.

Gagal jantung merupakan kondisi ketika otot jantung tidak mampu memompa cukup darah ke seluruh tubuh. Padahal, darah membawa oksigen yang dibutuhkan organ-organ tubuh.

"Ketidakmampuan jantung dalam memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh sehingga mengakibatkan kegagalan dalam suplai darah, nutrisi, dan oksigen ke berbagai organ tubuh," kata Dr.dr.Antonia Anna Lukito Sp.JP(K), Kepala Heart Center dan Koordinator ICCU RS Siloam Lippo Village Tangerang.

Gagal jantung dapat berkaitan dengan kelainan pada otot jantung, baik berupa otot yang melemah atau kaku, atau pembebanan jantung yang berlebihan.

Dijelaskan oleh dr.Antonia, ada berbagai penyebab gagal jantung, namun penyebab tersering adalah penyakit jantung koroner dan hipertensi yang tidak dikontrol.

Baca juga: Apa Gejala Gagal Jantung? Berikut 8 Daftarnya...

Dr.dr.Antonia Anna Lukito Sp.JP(K)Dok pribadi Dr.dr.Antonia Anna Lukito Sp.JP(K)
"Penyebab lainnya adalah penyakit jantung katup, kelainan jantung bawaan, kelainan otot jantung spesifik, diabetes, penyakit ginjal kronik, hingga kelainan otot jantung terkait kehamilan," terangnya.

Ia menekankan pentingnya melakukan checkup rutin, terutama pada orang yang memiliki faktor risiko gagal jantung, misalnya saja penderita hipertensi, diabetes, ada riwayat penyakit jantung, perokok, serta orang di atas usia 65 tahun.

"Seseorang yang menderita hipertensi memiliki kemungkinan masuk dalam indikasi gagal jantung," katanya.

Ada pun pemeriksaan untuk mendeteksi gagal jantung meliputi pemeriksaan fisik, rekam jantung, ekokardiografi, pemeriksaan laboratorium darah, hingga pemeriksaan pencitraan lanjut berupa MRI jantung dan CT Scan jantung.

Gejala dan pengobatan

Gejala gagal jantung antara lain sesak napas yang memberat seiring waktu, terutama setiap beraktivitas atau seseorang tersebut tidak bisa lagi berbaring terlentang karena merasa sesak di dada.

"Keluhan-keluhan ini terkadang kurang jelas ditemukan pada kasus gagal jantung stadium awal atau pada penderita usia lanjut yang sudah kurang aktif bergerak, sehingga checkup rutin pada penderita yang berisiko tinggi sangat dianjurkan untuk dilakukan," kata dr.Antonia.

Penderita gagal jantung di Indonesia diperkirakan mencapai 5 persen dari jumlah penduduk. Angka kematian akibat penyakit ini juga tinggi.

Baca juga: Benarkah Tes Sederhana Menggunakan Tangan Bisa Deteksi Gagal Jantung?

“Berdasarkan jurnal kesehatan, di Asia Pasifik, Indonesia memiliki angka kematian paling tinggi. Secara nasional angka kematian pasien gagal jantung selama perawatan di rumah sakit tercatat 4-6 persen," kata dr.Leonardo Paskah Suciadi, Sp.JP, Koordinator Heart Failure Clinic di RS Siloam Kebon Jeruk.

Ia mengatakan, usia rata-rata pasien gagal jantung di Indonesia adalah di awal 60 tahun.

Pengobatan penyakit ini adalah konsumsi obat yang harus dikonsumsi seumur hidup. Selain itu, menurut dr.Paskah saat ini ada inovasi penanganan gagal jantung lanjut, yaitu Left Ventricular Assist Device (LVAD).

LVAD adalah perangkat mekanis yang dirancang untuk membantu jantung memompa darah saat terjadi kegagalan jantung atau gangguan fungsi pompa jantung pada level tertentu.

"LVAD dapat membantu meningkatkan kualitas hidup pasien dengan mengurangi gejala akibat gagal jantung lanjut, seperti sesak napas dan kelelahan yang terus-menerus," katanya.

Namun, tidak semua pasien cocok untuk menerima LVAD. Terdapat kandidat pasien yang ideal untuk menjadi pasien LVAD, karena pasien perlu menjalani perawatan dan pemantauan rutin yang diperlukan pasca pemasangan LVAD.

Pasien juga butuh perawatan sekitar tiga minggu untuk masa pemulihan setelah dipasang LVAD.

Baca juga: Tanda-tanda Peringatan Gagal Jantung yang Harus Diketahui

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com