Setiap tahun di Indonesia lahir sekitar lima juta bayi. Seandainya mereka semua memperoleh air susu ibu (ASI) eksklusif selama enam bulan, sekitar Rp 18 triliun dapat dihemat dan digunakan untuk ongkos pendidikan.
Bayi yang kemerahan itu baru saja dipotong ari-arinya. Tangisan pertamanya yang melengking langsung berhenti ketika ia ditelungkupkan di dada ibunya. Makhluk kecil itu merambat perlahan. Kakinya melengkung seperti sedang menanjak. Sejenak gerakannya terhenti, dan matanya terbuka. Secara refleks, ia menatap mata sang ibu. Mulutnya pun terbuka. Ia menciumi dan menjilati kulit ibunya. Dan, ia pun merambat menuju ”sumber kehidupan,” puting susu sang ibu....
Ekspresi keharuan sekilas menyeruak dari wajah ayu dokter spesialis anak Utami Roesli, SpA, IBCLC, FABM.
Klik. Ia pun menutup rekaman video yang ada di layar laptopnya dan membuka pembicaraan tentang ”periode emas” dalam kehidupan awal seorang bayi melalui inisiasi menyusu dini (IMD).
”Keajaiban ini telah dipersiapkan oleh Allah SWT. Lihatlah bagaimana bayi bergerak. Kakinya memanjat, tangannya menggapai-gapai, kepalanya dibentur-benturkan pada dada ibu. Semua gerakan ini disengaja. Sangat ajaib bukan? Setiap bayi yang dilahirkan telah diberi kemampuan ini. Jangankan anak manusia, anak harimau saja begitu dilahirkan langsung bergerak mencari susu ibunya,” kata Utami dalam percakapan dengan Kompas di ruang kerjanya di Jakarta Women and Children Clinik (JWCC), Selasa (15/3) pagi.
Beberapa rekaman video serupa dari bayi-bayi yang berbeda kemudian diperlihatkannya. Ada bayi yang memerlukan waktu 21 menit untuk menemukan puting ibunya, ada yang memerlukan waktu 51 menit.
Namun, menurut Utami, bukan soal menemukan puting ibu yang terpenting di sini. Tapi bagaimana kulit ibu dan kulit anak saling bersentuhan membangun ikatan emosi.
Prosesnya sangat sederhana. Segera setelah bayi lahir ia ditengkurapkan di dada ibu sehingga kulit ibu melekat pada kulit bayi, paling sedikit selama satu jam. Ketika kulit bayi menempel pada badan ibunya, kulit ibu akan langsung menyesuaikan suhunya dengan suhu yang dibutuhkan sang bayi.
”Kita harus ingat bahwa ketika dilahirkan bayi akan mengalami trauma, dari kondisi nyaman di dalam kandungan ke kondisi di luar kandungan. Kontak dari kulit ke kulit antara ibu dan bayi akan mengingatkan bayi pada kondisi di dalam kandungan dan mengembalikan rasa nyamannya,” kata Utami.
Tak dinyana, proses sederhana yang hanya memerlukan waktu satu jam itu dampaknya berpengaruh panjang dalam kehidupan awal seorang anak. Hasil penelitian menunjukkan, proses inisiasi menyusu dini dapat menurunkan tingkat angka kematian bayi sampai 22 persen.