Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Butuh Banyak Rumah Sakit Otak

Kompas.com - 02/11/2011, 07:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Penderita gangguan otak dan saraf terus meningkat. Jika tidak segera ditangani, gangguan tersebut akan menjadi masalah kesehatan serius karena mulai menyerang kelompok usia produktif. Pemerintah mengaku tak mampu menanganinya sendiri sehingga butuh peran swasta.

”Bertambahnya usia harapan hidup penduduk Indonesia akan memunculkan banyak masalah baru terkait penuaan otak dan jaringan saraf,” kata Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih pada pemancangan tiang pertama Rumah Sakit Pusat Otak Nasional di Jakarta, Selasa (1/11).

Salah satu gangguan otak dan saraf yang penderitanya sangat tinggi adalah stroke. Saat ini, satu dari tujuh kematian di Indonesia disebabkan stroke. Sementara, 8 dari 1.000 penduduk pernah stroke, ringan atau berat.

Apabila penduduk saat ini 240 juta, jumlah orang yang pernah terserang stroke mencapai 1,9 juta orang.

Gangguan lain dengan jumlah penderita tinggi adalah trauma kepala dan tulang belakang akibat kecelakaan lalu lintas. Prevalensi cedera ini 7,5 persen dari total populasi atau sekitar 18 juta orang.

Selain kedua gangguan itu, berbagai kasus neurologi lain juga meningkat. Salah satunya, infeksi pada otak dan persarafannya, seperti pada kasus meningitis (radang selaput otak) dan meningoensefalitis tuberculosis.

Gangguan lain berupa tumor otak dan tumor medula spinalis, kejang dan epilepsi, serta gangguan perkembangan otak dan saraf pada anak.

Pusat segalanya

Untuk menangani semua gangguan itu secara terpadu, pemerintah membangun Rumah Sakit Pusat Otak Nasional. Rumah sakit di Cawang, Jakarta Timur, ini diharapkan menjadi pusat layanan, pendidikan, serta penelitian gangguan otak dan saraf yang berdaya saing global.

Rumah sakit yang akan beroperasi pada akhir 2012 itu menjadi satu-satunya rumah sakit khusus yang menangani otak dan saraf. Selama ini, pelayanan gangguan neurologi masih menginduk pada rumah sakit-rumah sakit umum.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com