KOMPAS.com - Mengonsumsi buah dan sayur memang belum menjadi kebiasaan banyak orang. Padahal, buah memiliki kandungan vitamin, mineral, dan serat yang sangat dibutuhkan untuk tubuh manusia. Pakar nutrisi, Emilia E. Achmadi mengatakan, makan buah hendaknya jangan dianggap sebagai option atau pilihan, tapi harus dianggap sebagai suatu kebutuhan.
"Masyarakat harus mengubah pola pikir. Anggap buah sebagai kebutuhan sama seperti kita bernapas," katanya, saat acara edukasi media bertajuk ‘Does You Good’ Temukan Manfaat Unik Buah yang Mengejutkan, Rabu, (9/5/2012), di Jakarta.
Menurut Emilia, konsumsi buah di Indonesia masih sangat kurang. Padahal, dengan mengonsumsi buah-buahan dengan porsi yang cukup, dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi harian. "Jadi selalu usahakan masukan buah setiap kali makan," katanya.
Untuk mendapatkan hasil maksimal dari kandungan nutrisi pada buah, Emilia menganjurkan agar buah tidak disajikan dengan cara dimasak. Pasalnya, komposisi vitamin B kompleks dan C pada buah sangat tidak kuat dengan panas dan paparan cahaya. Jadi, semakin lama buah dipanaskan maka semakin banyak kandungan nutrisi yang hilang.
Buah atau Jus?
Seringkali orang bertanya mana lebih baik, makan buah atau jus? Pada dasarnya, konsumsi buah segar memng lebih baik. Kenapa? Karena dengan makan buah, kita menggerakan rahang untuk mengunyah dan lambung mengolah makanan. Artinya kita meminta badan untuk mulai aktif membuat metabolisme naik.
"Tapi pertanyaannya selanjutnya adalah apakah lifestyle kita memungkinkan kita makan buah dalam jumlah besar? Kalau jawabanya tidak, maka kita harus melihat second base dari buah, yaitu jus," ujarnya.
Menurut Emilia, akan menjadi lebih baik kalau seseorang bisa mengkombinasikan antara buah dan jus. Masyarakat juga perlu berhati-hati untuk memilih jus, karena tingginya kadar gula dalam jus. Meski begitu, hal itu tidak perlu terlalu ditakutkan karena gula sebenarnya juga dibutuhkan manusia sebagai sumber energi.
Asam lambung
Konsumsi buah terlalu banyak selama ini sering dikaitkan dengan meningkatnya produksi asam lambung. Akan tetapi, untuk orang dengan kondisi sehat dan tidak mengalami masalah gangguan lambung, konsumsi buah dalam jumlah besar biasanya tidak akan berpengaruh pada masalah kesehatan.
"Jadi kita tidak perlu takut akan kandungan asam pada buah selama kita masih sehat," ujar Emilia.
Konsumsi buah hendaknya diseimbangkan dengan asupan makanan lain dengan sedikit karbohidrat dan protein sehingga keasamannya bisa terjaga. Namun bagi mereka dengan gangguan lambung, konsumsi buah harus disesuai dengan porsi yang dibutuhkan. Orang dengan masalah pada lambung harus menakar ulang berapa jumlah buah yang bisa mereka konsumsi.
Selain itu, lanjut Emilia, orang dengan masalah lambung (maag) juga harus memilih buah dengan tingkat keasaman yang spesifik. Jadi jangan karna kita sudah sakit mag, lantas minumnya jus jeruk nipis, tapi mungkin bisa dengan jus yang lebih soft seperti apel yang tingkat keasamannnya tidak terlalu tinggi atau mungkin alpukat.
"Buah ini memang lebih aman dikonsumsi dengan orang yang punya memiliki masalah dengan asam lambung karena ada penetralisirnya," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.