Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jasamarga

CT Scan pada Anak Picu Risiko Kanker

Kompas.com - 08/06/2012, 15:18 WIB

KOMPAS.com - Penggunaan alat pemindaian (scan) yang memancarkan radiasi khususnya pada anak-anak ternyata berpotensi menimbulkan dampak cukup serus.  Anak-anak yang terpapar CT scan bisa sampai tiga kali lebih besar risikonya mengidap kanker darah, otak atau tulang di kemudian hari. Demikian hasil temuan terbaru tim peneliti dari Kanada, Inggris dan Amerika Serikat yang  dipublikasikan dalam The Lancet Medical Journal.

CT (Computed Tomography) Scan merupakan alat diagnostik radiologi menggunakan komputer untuk melakukan rekonstruksi data dari daya serap suatu jaringan atau organ tubuh tertentu yang telah ditembus oleh sinar X sehingga terbentuk gambar.

Para peneliti menegaskan, risiko kanker secara absolut tampaknya sangat kecil. Meski begitu, mereka merekomendasikan supaya dosis radiasi dari CT scan yang diberikan pada anak sebaiknya seminimum mungkin.

Baca juga: Insien Penumpang Merokok di Kabin Pesawat, Garuda Indonesia Tindak Tegas

"Yang terpenting bahwa saat CT scan digunakan, prosedur ini sepenuhnya dibenarkan dari perspektif klinis," kata Mark Pearce pemimpin studi dari Newcastle University Institut of Health and Society.

Para peneliti mengklaim studi mereka adalah yang pertama untuk memberikan bukti langsung tentang hubungan antara paparan radiasi dari CT scan di masa kanak-kanak dan risiko kanker di kemudian hari.

Sebagai teknik diagnostik yang penting, penggunaan CT scan telah meningkat pesat dalam 10 tahun terakhir, terutama di Amerika Serikat, kata para peneliti.

Baca juga: 70 Ucapan Selamat Idul Fitri 2025 untuk Dikirimkan ke Teman dan Keluarga

"Namun, risiko kanker potensial ada karena radiasi ionisasi yang digunakan dalam CT scan, terutama pada anak yang lebih sensitif terhadap radiasi daripada orang dewasa," katanya.

Dalam kajiannya, peneliti melibatkan hampir 180.000 pasien yang menjalani CT scan saat anak-anak atau dewasa muda (di bawah 22 tahun) di Inggris antara tahun 1985 dan 2002. Dari jumlah tersebut, 74 orang di antaranya kemudian didiagnosis dengan leukemia dan 135 dengan kanker otak, menurut data selama periode 1985 sampai 2008.

Peneliti menghitung, dibandingkan dengan pasien yang menerima dosis radiasi kurang dari lima mili-grays (mgy), mereka yang diberi dosis kumulatif 30 mgy memiliki risiko tiga kali lipat mengembangkan leukemia (kanker darah atau sumsum) di kemudian hari. Sedangkan partisipan yang menerima 50-74 mgy memiliki risiko tiga kali lebih besar mengidap tumor otak. Studi ini tidak membandingkan antara anak yang telah dipindai (scan) dengan mereka yang belum dipindai.

Baca juga: Sandi Butar Butar Terima Surat Pemecatan Saat Masuk Kerja Usai Libur

Dapat disimpulkan bahwa di antara setiap 10.000 pasien yang melakukan sekali CT scan sebelum usia 10 tahun, akan ada satu tambahan kasus leukemia dan tumor otak dari setiap 10 mgy radiasi dalam 10 tahun setelah paparan.

Halaman:
 
Pilihan Untukmu
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Tren

Belajar dari Titiek Puspa, Kenali Penyebab Pecah Pembuluh Darah dan Risikonya

api-1 . NEXT-READ-V2
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Brandzview

Nunggu Beduk Magrib Lebih Berwarna, DANA Hadirkan NGABUBURICH dengan Hadiah hingga Rp 850 Juta

api-1 .
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Health

Titiek Puspa Alami Pecah Pembuluh Darah, Kenali Kondisi Tersebut

api-1 . NEXT-READ-V2
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Cek fakta

[KLARIFIKASI] Tidak Benar AC Masjid Meledak dan Tewaskan 20 Orang, Simak Faktanya

api-1 . CONTEXT-PERSON
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Cek fakta

INFOGRAFIK: Hoaks Subsidi Elpiji 3 Kg Akan Diganti Bantuan Uang, Simak Faktanya

api-1 . CONTEXT-PERSON
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Lifestyle

Bicara Pakai Bahasa Bayi Bisa Ganggu Perkembangan Anak, Simak Penjelasan Dokter

api-1 . CONTEXT-PERSON
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Brandzview

Agar Khusyuk Ibadah dan Anti-Boros, Siapkan Jadwal Imsakiyah dan Bijak Rencanakan Keuangan

api-1 .
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Sains

Menjaga Air di Lereng Merapi Lewat Kopi dengan Aroma Mawar

api-1 . CONTEXT-PLACE
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Sains

Merawat Warisan, Menjaga Alam: Kisah Teh Smoky dari Lereng Merapi

api-1 . CONTEXT-PLACE
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 4 Desember 2024

api-1 . CONTEXT-EVENT
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 5 Desember 2024

api-1 . CONTEXT-EVENT
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Prov

Jurnalis Juwita Diduga Dibunuh Kekasihnya, Oknum TNI AL, Jelang Pernikahan

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Hype

Deretan Artis Klarifikasi Usai Namanya Masuk Daftar Boikot

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Tren

Indonesia Vs Bahrain Tayang di TV Mana? Berikut Jadwal dan Link Live Streaming-nya

api-1 . POPULAR-INDEX

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
[FULL] Kapolri soal Pantauan Arus Mudik Lebaran 2025: Fatalitas dan Keamanan Lebih Baik dari Tahun
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau