Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/10/2013, 14:04 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis

Sumber Dailymail

KOMPAS.com - Satu dari sepuluh wanita yang hamil pada usia 40 tahun ke atas berisiko melahirkan bayi prematur. Risiko mendapat bayi prematur lebih besar 50 persen pada kalangan ini dibanding wanita yang melahirkan di usia lebih muda.

Bayi dikatakan prematur apabila terlahir di usia kehamilan 37 minggu atau kurang. Sementara, bayi dikatakan normal bila terlahir dalam usia kehamilan 40 minggu.

Data dari Office for National Statistics (ONS) menunjukkan 10,1 persen bayi dari ibu berusia 40 tahun atau lebih, terlahir pada usia kehamilan 37 minggu. Data ini dikumpulkan dari seluruh Inggris dan Wales pada 2011.

Angka ini naik sedikit dibanding pada 2007 yang hanya mencapai 9,5 persen. Namun angka ini jelas lebih besar dibanding angka kejadian pada wanita usia 25-29 yang hanya mencapai 6,7 persen.

Menurut analisa ONS, banyaknya bayi terlahir prematur dikarenakan meningkatknya jumlah ibu yang melahirkan kembar, baik 2 (diplet) atau 3 (triplet).  Pada 2011, sebanyak 6,2 persen bayi kembar terlahir dari ibu berusia 40 tahun atau lebih. Kondisi serupa hanya terjadi pada 1,2 persen bayi yang terlahir dari ibu lebih muda.

Sementara, hanya 5,6 persen bayi tunggal yang terlahir prematur. Angka kejadian prematur jelas lebih besar terjadi pada bayi yang terlahir kembar.

Kondisi ini merupakan dampak digunakannya teknik pembuahan in vitro (IVF), untuk merangsang kehamilan wanita. Besarnya angka kelahiran prematur juga didukung kelahiran terencana yang menggunakan metode caesar.

Hal ini menjadi kekhawatiran bagi lembaga kesehatan Inggris, National Health Service (NHS). Dengan kemajuan ilmu dan teknik kedokteran yang ada, lembaga ini berharap angka harapan hidup (survival) bayi prematur bisa terus meningkat.

Jumlah kelahiran hidup bayi dengan ibu berusia 40 tahun atau lebih, memang meningkat empat kali lipat selama 3 dekade belakangan di Inggris. Pada tahun 1982 jumlahnya hanya mencapai 6.519 lalu terus meningkat hingga menjadi 29.994 pada 2012. Namun bayi prematur yang lahir dalam keadaan sekarat dan membutuhkan intensive care, juga masih banyak. Bayi yang mampu bertahan hidup, ternyata berisiko lebih besar menjadi cacat.

"Kondisi ini mensyaratkan kami meningkatkan jumlah bidan untuk memberikan lebih banyak waktu, perhatian, dan pengawasan terhadap wanita berusia 40 tahun atau lebih yang hamil. Dengan jumlah lebih banyak maka perawatan bisa lebih maksimal," kata Louise Silverton, direktur the Royal College of Midwives.

Louise juga mengatakan, kelahiran menjadi lebih sulit saat wanita berusia semakin tua. Hal ini dikarenakan lebih banyak hal yang harus diperhatikan, misalnya problem obesitas.

"Kehamilan di usia tua relatif lebih sulit, karena membutuhkan perhatian yang harus terus menerus diberikan. Perhatian ini berlanjut usai kelahiran, karena mereka cenderung memiliki bayi kecil atau lebih dari 1,"ujar Louise.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com