Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Investasi" Sel Punca, Bisakah Bertahan Selamanya?

Kompas.com - 11/12/2013, 17:37 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com — Terapi sel punca merupakan salah satu metode penyembuhan yang paling menjanjikan saat ini. Pasalnya, metode tersebut dapat menyembuhkan sejumlah penyakit yang selama ini sulit disembuhkan dengan pengobatan konvensional seperti kanker darah, kelainan darah, kelainan metabolisme, dan penyakit degeneratif.

Oleh karena itu, penyimpanan sel punca sebagai "investasi" masa depan mulai banyak dilakukan. Dan tempat penyimpanan sel punca yang biasa dikenal dengan nama bank sel punca pun semakin umum dijumpai.

Kendati demikian, sel punca termasuk benda hidup yang logikanya juga bisa mati suatu saat. Maka, ada ketakutan kalau sel punca yang disimpan sebagai investasi itu akan mati suatu saat dan tidak bisa digunakan ketika dibutuhkan.

Direktur ProSTEM Cynthia Retna Sartika mengatakan, sel punca memang merupakan sel hidup, tetapi jika diperlakukan dengan baik, sel punca akan bertahan hidup selamanya. Perlakuan yang baik, terang dia, yaitu penyimpanan dengan suhu dan tempat yang sesuai sehingga kapan pun sel dibutuhkan dapat langsung bisa digunakan.

"Dari mulai diambil hingga disimpan membutuhkan perlakuan yang baik agar sel dapat bertahan selamanya," ujarnya di sela-sela peresmian PT Prodia StemCell Indonesia (ProSTEM), Rabu (11/12/2013) di Jakarta.

Penyimpanan ideal, lanjut Cynthia, yaitu sekitar suhu -196 derajat celsius. Penyimpanan juga sebaiknya tidak bergantung pada listrik karena kurang stabil untuk digunakan dalam jangka waktu yang lama.

Maka daripada menggunakan listrik, sebaiknya untuk mengatur suhu penyimpanan, digunakan alternatif nitrogen cair yang suhunya bisa sangat rendah. Penyimpanan juga perlu dilakukan di tempat tertutup dan steril untuk mencegah kontaminasi mikroba.

Terapi menggunakan sel punca bertujuan untuk memperbarui atau memperbaiki sel atau jaringan yang rusak atau tidak berfungsi. Sel punca sendiri merupakan sel yang belum terdiferensiasi sehingga berpotensi tumbuh menjadi jaringan yang berbeda dalam tubuh.

Saat ini, penelitian di bidang sel punca tengah banyak dikembangkan oleh peneliti di seluruh dunia. Di Indonesia, penelitian tentang sel ini pun sudah banyak dilakukan, meski kebanyakan belum dikembangkan hingga uji klinis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau