Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/01/2014, 09:27 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

KOMPAS.com - Bau badan menyengat bisa menjadi indikator penyakit. Begitulah yang ditemukan sebuah studi asal Swedia baru-baru ini. Menurut studi tersebut, manusia dapat mendeteksi penyakit seseorang dari bau badannya. Bau badan menyengat ada hubungannya dengan sistem imun yang sedang aktif merespon infeksi.

"Paling tidak mereka dapat mendeteksi bau badan menyengat, dari keringat orang yang sistem imunnya sedang sangat aktif merespon infeksi," kata peneliti asal Karolinska Institutet.

Dalam studi ini, tim peneliti menyuntik delapan orang sehat dengan salah satu dari tiga jenis zat yaitu liposakarida, racun dari bakteri yang dapat memacu respon imun yang kuat, atau air garam. Empat jam kemudian, peneliti mengumpulkan kaus yang sudah terkena keringat peserta. Peneliti memotong bagian ketiak kaus dan memasukannya ke botol.

Kemudian, 40 mahasiswa diminta untuk mencium potongan kaus tersebut dan menilai intensitas, kenyamanan, dan tingkat "kesehatan" seseorang dari bau. Hasilnya kebanyakan mahasiswa menilai, orang yang disuntik racun bakteri lebih memiliki bau badan yang menyengat dan tidak enak dibandingkan dengan kelompok air garam.

"Mahasiswa juga menilai peserta dalam kelompok racun bakteri lebih tidak sehat, meski hanya dengan penilaian subjektif dari bau badan," ujar peneliti.

Meski sudah ada sejumlah laporan yang menunjukkan kaitan penyakit tertentu dengan bau badan, seperti Yellow fever, namun temuan baru ini memperkuat adanya hubungan antara penyakit dan bau badan. Ini karena sistem imun yang bekerja lebih aktif akan menimbulkan bau badan yang lebih tidak sedap dan menyengat.

"Hasil ini sangat pendukung pernyataan bahwa manusia mengeluarkan senyawa kimia tertentu sebagai respon umum terhadap penyakit dan bau tersebut bisa tercium oleh orang lain," kata peneliti.

Menurut para peneliti, kemampuan seseorang mencium bau badan orang lain yang sakit akan membantu mereka menghindari penyakit. Artinya, kemampuan tersebut dapat melindungi orang yang sehat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau