Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/04/2014, 11:42 WIB

TANYA:

Ibu saya menderita penyakit diabetes, sudah tiga kali masuk rumah sakit. Setiap kali masuk rumah sakit gula darahnya sampai 600. Saat ke tiga kalinya ibu saya didiagnosa terkena ginjal, itu terbukti pada hasil laboratorium. Pada saat itu juga dokter menyarankan untuk cuci darah.  Tetapi kami tidak setuju karena cuci darah yang saya ketahui kesempatannya kecil dan perlu mengeluarkan uang cukup banyak.

Yang saya tanyakan apakah cuci darah jalan satu-satunya untuk mengobati ibu saya? Bagaimana efek yang ditimbulkan jika ibu saya tidak cuci darah, bagaimana solusi dan pengobatan yang aman /tanpa efek samping untuk ibu saya dok? Terimakasih.

(Ratu Linda Nurhayati-Cirebon)

JAWAB:

Saudari Ratu Linda Nurhayati di Cirebon yth:

Seperti diketahui bahwa diabetes melitus merupakan salah satu penyebab utama gagal ginjal. Di Amerika Serikat sebagian besar mereka yang mengalami hemodialisis (cuci darah) adalah penyandang diabetes melitus. Di  Indonesia  diabetes ini sebagai nomor 2 terbanyak gagal ginjal yang pada akhirnya menjalani cuci darah

Baca juga: Nestapa Pemain Sirkus OCI Taman Safari: Dirantai, Disetrum, hingga Dipisahkan dengan Anak

Sesuai dengan pertanyaan Saudari, "apakah cuci darah jalan satu-satunya untuk mengobati Ibu Saya?"

Cuci darah pada penderita gagal ginjal, apapun penyebabnya adalah sebagai terapi pengganti ginjal yang sudah mengalami kerusakan struktur dan fungsinya sampai pada derajat, atau tahap tertentu. Bila ginjal yang sudah mengalami hal ini tidak digantikan fungsinya, kerjanya, maka sisa-sisa sampah proses metabolisme tubuh,  toksin seperti urea, kreatinin, kelebihan cairan, dan sebagainya akan menumpuk dalam tubuh.

Kondisi ini dapat menyebabkan bermacam keluhan, seperti sesak nafas, mual, muntah, tubuh bengkak, hipertensi dan bahkan kematian mendadak. Jadi, bila Ibu Saudari kalau memang sudah mengalami gagal ginjal yang harus menjalani cuci  darah, sesuai dengan rekomendasi dokter yang merawat,  keluhan itu akan dialaminya.

Baca juga: Kisah Pesawat Iran Air 655, Ditembak Rudal AS dan Hancur di Angkasa, 290 Orang Tewas

Pengalaman Saya, banyak pasien yang ketika diberitahu bahwa harus menjalani terapi pengganti ini, cuci darah, sangat keberatan dan menolaknya. Tetapi pada akhirnya setelah mengalami keluhan yang semakin berat akhirnya kembali untuk  menjalani cuci darah.

Kemudian, setiap tindakan itu ada efek sampingnya. Tujuan cuci darah adalah berusaha memperbaiki kualitas hidup penderitanya. Banyak pasien yang sudah menjalani cuci darah selama bertahun-tahun, dan mereka dapat hidup seperti mendekati orang normal. Jadi, Anda tidak perlu khawatir sekali. Membiarkan Ibu Saudari tanpa tindakan apapun, malah akan memperburuk keadaannya.

Lalu, disamping cuci darah, hemodialisis atau peritoneal dialisis ada alternatif lain terapi pengganti gagal ginjal, yakni Transplantasi ginjal. Ini memerlukan persiapan yang cukup rumit.

Dan sementara ini menurut Saya, cuci darah itu adalah satu-satunya yang harus dijalani Ibu Saudari apabila Ibu Saudari memang sudah mengalami gagal ginjal tahap akhir.

Semoga bermanfaat

Wassalam

Irsyal Rusad

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Usai Bertemu Prabowo, Airlangga Bakal ke AS untuk Negosiasi soal Tarif Trump
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau