KOMPAS.com - Banyak orang melaukan diet atau pengaturan pola makan untuk menurunkan berat badan. Namun, tak sedikit dari mereka yang gagal mencapai target. Menurut Leslie Bonci, seorang pakar diet dan nutrisi, kegagalan ini terjadi karena kesalahan-kesalahan umum. Nah, agar hal ini tak terjadi lagi, Leslie memberi jawaban dari tiga pertanyaan yang sering muncul terkait diet.
Saya selalu merasa lapar. Apa yang harus saya lakukan?
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memastikan apakah rasa lapar yang muncul benar-benar datang dari perut, bukan karena emosi, bosan ataau stres. Ketika Anda dalam kondisi stres, tubuh Anda tanpa disadari berada dalam mode perlawanan, karena melepaskan hormon adrenalin dan kortisol, yang mana akan menghabiskan energi Anda dan membuat Anda merasa lapar. Kemudian umumnya akan menimbulkan keinginan untuk mengonsumsi makanan tinggi lemak dan tinggi gula, seperti cake, kentang goreng, dan sebagainya.
Dalam kondisi ini, tanyakan pada diri Anda “Apakah wortel rebus akan memuaskan rasa lapar Anda?” jika jawabannya adalah ya, berarti Anda benar-benar lapar. Jika jawabannya tidak, mungkin rasa lapar yang muncul disebabkan oleh bosan atau stres. Tak bisa memastikan penyebab lapar Anda? Cobalah lakukan aktivitas lain sebelum makan, selama 10-15 menir dan evaluasi kembali.
Jika Anda terus-menerus lapar secara secara fisik, bisa jadi Anda tidak mengonsumsi makanan seimbang dengan baik. Pastikan Anda mengonsumsi karbohidrat, protein dan lemak setiap kali makan. Lemak akan membuat Anda merasa kenyang lebih lama. Terpenting adalah selalu makan dengan penuh kesadaran, menikmati setiap gigitan dan merasakan setiap makanan yang masuk ke dalam mulut.
Mengapa saya merasa lemas setelah makan?
Konsumsi karbohidrat memang dapat menyebabkan naiknya gula darah, membuat Anda merasa kelelahan, dan bahkan membuat Anda lapar kembali sesaat setelah makan. Pastikan setiap kali Anda makan juga mengonsumsi sumber protein untuk memperlambat percernaan karbohidrat dan menjaga gula darah stabil. Selain itu, penting untuk mengisi ‘bahan bakar’ yang dibutuhkan oleh tubuh, dengan makan setiap tiga atau empat jam sekali, agar gula darah stabil dan energi stabil. Di sisi lain, tidak mengonsumsi karbohidrat saat makan dapat membuat tubuh kehabisan energi, karena karbohidrat menyediakan energi yang akan bermanfaat bagi otak dan sel-sel tubuh. Intinya, konsumsi karbohidrat dan protein bersamaan secara seimbang.
Mengapa berat badan tidak turun, padahal saya sudah mengurangi kalori?
Salah satu kesalahan paling umum adalah mengurangi asupan kalori dengan tujuan menurunkan berat badan, bahkan melewatkan makan. Ini adalah hal terburuk yang dilakukan banyak orang pada tubuhnya. Mengurangi makan selama 24 jam hingga 48 jam akan menurunkan metabolisme tubuh 15 sampai 30 persen.
Ketika Anda tidak memberi makanan yang cukup sesuai kebutuhan tubuh, kemampuan tubuh untuk melindungi diri pun menurun, termasuk menurunnya metabolisme tubuh. Ini membuat tubuh tak bisa melepaskan cadangan lemak, karena tubuh membutuhkannya. Karena itu, jangan pernah melewatkan makan. Makan dalam jumlah sedikit setiap tiga atau empat jam sekali akan lebih baik ketimbang Anda hanya makan sekali dalam sehari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.