Pasangan disebut infertilitas jika sudah berhubungan seksual secara teratur dan tanpa kontrasepsi selama satu tahun belum juga hamil. Namun, masalah infertilitas sering kali hanya dibebankan kepada sang istri. Padahal, ganguan infertilitas juga bisa terjadi pada pria.
"Sering dibilang, ibunya aja deh yang periksa. Itu pemahaman yang salah. Dua-duanya (suami dan istri) bisa mengalami infertilitas," ujar dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Yassin Yanuar MIB dalam diskusi media di Jakarta, Selasa (19/1/2015).
Yanuar menjelaskan, faktor sperma juga menyumbang angka cukup tinggi terhadap masalah infertilitas, yakni 35 persen. Masalah sperma antara lain, jumlahnya sedikit, bentuknya tidak sempurna, dan gerakannya lamban.
Untuk itu, jika belum memiliki anak setelah lebih dari satu tahun menikah, pasangan suami istri harus segera periksa ke dokter kandungan. Jangan istri saja atau suami saja yang diperiksa kesuburannya.
Yassin menjelaskan, peluang kehamilan akan terus menurun dari awal pernikahan. Pada bulan pertama, peluang kehamilan seorang istri mencapai 30 persen. Pada bulan keenam, peluang kehamilan menjadi hanya 8 persen, hingga satu tahun, peluang kehamilan hanya 3 persen.