Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/02/2016, 17:09 WIB
Ayunda Pininta

Penulis

Sumber Fox News

KOMPAS.com - BPA atau bahan kimia yang terdapat di banyak produk plastik serta beberapa makanan kaleng, menurut sebuah studi bisa memengaruhi sistem reproduksi wanita yang berkaitan dengan kesuburan.

BPA mampu meniru estrogen dalam tubuh, dan karena itulah diyakini dapat mengganggu pembuahan dan implantasi sel telur yang dibuahi di dalam rahim, begitulah tulis para peneliti dalam Journal of Endocrinology Clinical and Metabolism.

Menghindari produk plastik atau kaleng tanpa BPA, tidaklah mudah. Namun, peneliti mencoba untuk menemukan cara agar efek reproduksi pada BPA bisa dikurangi. "Dan hasilnya benar-benar seperti apa yang kita harapkan," kata pemimpin studi Harvard School of Public Health-Nutrition di Boston.

Percobaan yang dilakukan pada hewan pengerat menunjukkan bahwa kedelai, yang juga berinteraksi dengan reseptor estrogen, bisa mengimbangi atau mengurangi efek buruk BPA.

"Kami ingin menindaklanjuti hasil eksperimen pada hewan pengerat di mana efek reproduksi yang merugikan dari BPA dapat dicegah dengan menempatkan tikus pada diet berbasis kedelai," lanjut Chavarro. "Kami ingin melihat apakah interaksi yang sama terjadi pada manusia."

Para peneliti lantas mengamati 239 perempuan yang menjalani siklus fertilisasi antara 2007 dan 2012. Para wanita diminta menyelesaikan kuesioner dan memberikan sampel urin sebelum pengambilan sel telur untuk setiap siklus kesuburan.

Kuesioner tersebut berisi tentang asupan harian makanan yang berbasis kedelai, termasuk tahu, burger kedelai, sup miso, protein kedelai, dan camilan kedelai.

Di antara responden, ada yang tidak pernah makan sama sekali, kurang dari sekali per bulan, atau justru dua kali sehari. Hampir tiga perempat dari wanita mengatakan, mereka cukup sering mengonsumsi kedelai.

Hasilnya, saat tingkat BPA pada urin meningkat, para wanita yang tidak makan kedelai memiliki kesempatan yang lebih kecil untuk dibuahi dan hamil. Tapi bagi perempuan yang rutin mengonsumsi kedelai, meningkatnya kadar BPA tidak mempengaruhi kesuburan mereka.

Dalam studi pada tikus sebelumnya, BPA diketahui bisa menghidupkan dan mematikan gen tertentu dan kedelai bisa mencegah BPA untuk melakukannya, kata Chavarro.

"Kami masih ingin mengevaluasi apakah efek ini bisa berlaku bagi pasangan yang sedang menjalankan program hamil tanpa bantuan medis," kata Chavarro.

Walau menurut AS Food and Drug Administration tingkat BPA dalam wadah makanan masih terbilang aman, namun berdasarkan survei nasional yang representatif diketahui bahwa lebih dari 90 persen orang Amerika terkena paparan BPA dari tingkat rendah hingga tinggi.

Paparan BPA dapat diminimalkan dengan mengurangi konsumsi makanan kalengan dan menggantinya dengan makanan segar, atau mengganti wadah plastik dengan kaca atau logam.

Ini merupakan studi pertama yang menemukan hubungan antara efek BPA dengan asupan makan pada manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau