Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/02/2016, 08:05 WIB
Ayunda Pininta

Penulis

KOMPAS.com - Ini merupakan kabar baik bagi para penggemar cokelat. Sebab, Anda tak perlu ragu untuk menikmati kelezatan cokelat setiap hari, dengan catatan cokelat yang dimakan memiliki kualitas bagus.

Temuan dari studi jangka panjang dalam jurnal Heart yang melibatkan 25.000 relawan menunjukkan bahwa makan 3,5 ons cokelat berkualitas tinggi per hari secara signifikan dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke.

Selain itu, cokelat juga memiliki kandungan yang bisa membantu mengurangi tingkat stres, memperbaiki suasana hati, sehingga membuat kehidupan Anda menjadi lebih bahagia. Termasuk kehidupan seks, tentunya.

Namun, pasar sering mengecoh pembeli dengan kemasan produk yang seakan menyatakan kalau semua produk cokelat itu sehat. Nah, agar Anda tak terjebak, berikut langkah-langkah untuk mendapatkan cokelat yang kaya manfaat.

1. Sedikit pahit, lebih baik
Food and Drug Administration ternyata belum memiliki aturan khusus tentang penggunaan istilah "dark chocolate", sehingga setiap produsen bebas memakai istilah itu pada kemasan cokelat walau sebenarnya tidak demikian.

Dari sisi kesehatan, kelebihan cokelat hitam ketimbang cokelat putih ialah kandungan flavanols dan polifenol—antioksidan yang melawan radikal bebas yang berhubungan dengan penyakit—yang lebih tinggi.

Bahkan, gram demi gram cokelat hitam telah terbukti mengandung antioksidan yang lebih besar dari blueberry!

Sehingga untuk membedakan cokelat hitam yang asli atau tidak, Anda perlu melihat daftar persentase kakao pada label, dan Anda membutuhkan setidaknya 70 persen kandungan cokelat murni untuk bisa menuai manfaat kesehatan.

2. Menggunakan cocoa butter bukan lemak trans
Lemak baik dalam cokelat "baik" bersumber dari cocoa butter, yang merupakan sumber asam stearat untuk jantung sehat. Di AS, produsen tidak dapat menjual cokelat, kecuali mengandung cocoa butter sebagai salah satu bahan, tetapi menggabungkan cocoa butter dengan dengan minyak murah atau emulsifier masih diperbolehkan.

Nah, agar tak terjebak "cokelat palsu". Sebaiknya, amati apakah ada kandungan "partially hydrogenated" yang berarti lemak trans. Lemak trans sendiri telah secara langsung dikaitkan dengan penyakit jantung.

3. Hindari cokelat dengan tambahan nama ini
Apakah cokelat Anda bertuliskan "dutched" atau "alkalized"? Sebaiknya jangan sering-sering dikonsumsi. Kedua istilah tersebut merujuk pada cokelat olahan yang secara substansial mengurangi senyawa jantung-sehat.

Sebuah studi dalam Journal of Agriculture Food Chemistry menunjukkan bahwa kandungan flavanol pada cokelat alami sembilan kali lebih besar dari jenis cokelat olahan.

4. Makan dalam bungkus kecil
Wanita dengan riwayat serangan jantung yang makan satu atau dua porsi cokelat berkualitas tinggi per minggu, menunjukkan penurunan risiko rawat inap karena gagal jantung sebanyak 32 persen ketimbang mereka yang makan cokelat manis berkualitas rendah, menurut sebuah studi Heart Circulation.

Walau begitu, bila bicara jujur, cokelat tetap saja mengandung sejumlah kalori yang bila dimakan berlebih, juga akan menjadi bumerang bagi kesehatan. Saran terbaik, makanlah cokelat berkualitas baik yang dibungkus kecil.

Menurut sebuah studi dalam jurnal Appetite, orang cenderung mengonsumsi rata-rata 41 persen lebih sedikit kalori saat ngemil makanan ringan dalam bungkus kecil.

5. Makan bersama buah berry segar
Proses magis yang akan “menyerap” manfaat cokelat sehat, tidak terjadi di tangan Anda, atau mulut Anda; itu terjadi di usus Anda.

Menggabungkan cokelat dengan buah-buahan kaya serat dapat meningkatkan manfaat kesehatan saat diolah dan diserap oleh usus.

Tidak ada yang mengalahkan sehatnya buah segar, namun cranberry dan kacang-kacangan, terutama kacang mete dan pistachio, dapat memberikan dorongan prebiotik.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com