Diet Paleo atau disebut dengan diet manusia gua ini mendorong seseorang untuk mengurangi karbohidrat tetapi tinggi lemak. Kita bisa mendapatkan protein dari daging sapi, ikan, seafood, serta kacang-kacangan.
Makanan yang dilarang adalah produk susu, sereal dan serelia, kentang, gula yang dihaluskan, serta makanan yang diproses dan asin.
Dalam hasil penelitian terbaru yang dilakukan oleh tim dari Universitas Melbourne disebutkan bahwa diet Paleo justru meningkatkan berat badan dan "berbahaya".
Ketua peneliti, Sof Andrikopoulus mengklaim, jenis diet seperti ini tidak direkomendasikan, terutama pada orang yang sudah kegemukan dan memiliki gaya hidup kurang bergerak.
"Diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak sangat populer, tapi tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan diet ini efektif," kata Andrikopoulus.
Diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak justru berbahaya bagi orang yang sudah pra-diabetes atau diabetes.
"Bila orang yang jarang bergerak mengadopsi diet Paleo, mereka justru makin kegemukan," kata Andrikopoulus yang merupakan Presiden Australian Diabetes Society.
Ia dan timnya meneliti manfaat diet Paleo pada mereka yang sudah masuk dalam kategori pra-diabetes (kadar gula darah di atas normal tapi belum masuk kategori diabetes).
Penelitian dilakukan pada tikus gemuk yang pradiabetes. Selama 8 minggu tikus-tikus tersebut dibagi dalam dua kelompok pola makan, yakni pola makan rendah karbo tinggi lemak, serta pola makan normal.
Ternyata setelah 8 minggu kadar intoleransi glukosa tikus yang diet Paleo memburuk. Kadar insulin mereka juga meningkat. Meski demikian apa yang terjadi pada tikus belum pasti juga akan terjadi manusia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.