Dr.Jeffrey Weiss mengatakan, ia telah memulihkan penglihatan lebih dari 100 orang dengan menyuntikkan mata mereka menggunakan sel punca yang diambil dari sumsum tulang belakang.
Penggunaan sel punca untuk mengatasi kelihatan penglihatan bukanlah ide baru, tetapi yang membuat terapi Weiss itu kontroversial adalah ia melakukannya dengan cara yang tidak biasa.
Seperti dilaporkan harian The Baltimore Sun, Weiss telah melakukan terapinya ke 278 pasien tuna netra. Ia tidak melakukan tes sel punca itu ke hewan di laboratorium, atau pun melakukan uji klinis terkontrol seperti standar penelitian yang berlaku.
Walau begitu, banyak pasien yang tertarik mencoba terapi itu. Salah satunya Vanna Belton yang membayar hampir 2,6 miliar rupiah untuk melakukan prosedur sel punca oleh Weiss.
Belton (29), didiagnosis mengalami optik neuritis di tahun 2009, atau penyakit inflamasi saraf optik, setelah mendadak penglihatannya hilang. Dokter yang menanganinya tidak mengetahui apa yang membuat Belton buta.
Dalam prosedurnya, Weiss mengekstrak sumsum tulang belakang dari paha Belton. Weiss dan tim medisnya lalu menggunakan mesin untuk memisahkan dan mengumpulkan sel punca, lalu kemudian menyuntikannya ke mata Belton.
Walau Belton mengatakan penglihatannya membaik secara dramatis, tapi Dr.Alexis G.Malkin yang memeriksa sebelum dan setelah prosedur itu mengatakan sebenarnya Belton masih dianggap buta.
Karena penyebab kebutaan Belton tidak jelas, tidak diketahui pula apakah terapi sel punca yang dilakukan itu memang yang memperbaiki penglihatannya atau memang membaik dengan sendirinya.
Weiss sendiri tidak bisa menerangkan bagaimana terapinya bekerja, tetapi menurutnya hasil akhirnya yang membuktikan.
"Kita juga tidak tahu bagaimana penisilin bekerja selama bertahun-tahun, tapi banyak orang yang terselamatkan. Jangan pongah dan mengatakan sesuatu tidak bekerja sampai kita mengerti cara kerjanya. Yang penting apa yang pasien lihat," katanya.
Ini bukan pertama kalinya dokter memanfaatkan sel punca untuk mengobati kebutaan. Tahun lalu, peneliti di Inggris juga menggunakan sel punca yang diambil dari sel punca embrio. Terapi itu diuji pada pasien degenerasi makula, kondisi yang juga menyebabkan kebutaan.