Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/07/2016, 18:19 WIB

KOMPAS.com - Sistem imun sebenarnya dapat dilatih untuk melawan dirinya sendiri dalam penyakit autoimun. Para peneliti kini sedang mendalami civil war untuk menemukan terapi efektif melawan penyakit autoimun.

Penyakit autoimun terjadi ketika sel pertahanan tubuh malah menyerang jaringan tubuh yang sehat. Beberapa penyakit autoimun yang sudah cukup dikenal antara lain lupus, artritis reumatoid, dan penyakit celiac.

Bukan hanya penyakitnya yang sulit diobati, tapi juga karena penyakit tersebut sering menimbulkan komplikasi penyakit lain. Gejala penyakit yang sama juga bisa berbeda-beda pada tiap pasien.

Ilmuwan AS melatih sel imun pada kasus penyakit Pemphigus vulgaris pada mencit untuk menyelidiki perang sipil antar sistem imun. Keberhasilan ini diharapkan bisa diterapkan pada manusia.

Dalam Pemphigus vulgaris, beberapa sel-B mulai memproduksi antibodi yang menyerang protein desmoglein yang berfungsi mirip lem agar sel kulit saling berikatan. Karena kesalahan itu, akibatnya kulit jadi tampak melepuh, termasuk di lapisan dalam mulut, tenggorokan, dan area genital. Dampaknya pun bisa fatal.

Penyakit tersebut bisa diobati menggunakan obat untuk menenangkan sel imun. Tetapi, pasien beresiko lebih tinggi lagi mengalami infeksi.

Pendekatan baru dilakukan para ahli, yakni memakai sistem imun sebagai senjata untuk melawan. Pada kanker cara ini juga sudah dicoba dan hasilnya cukup menjajikan.

Salah satu pendekatannya adalah mengatur ulang sel T, yang normalnya bertugas menghancurkan sel terinfeksi, untuk melawan sel tumor. Dalam sebuah percobaan pada pasien leukemia stadium terminal, dapat dicapai 90 persen remisi (tidak kambuh).

Teknik untuk mengubah mekanisme sel-T juga dilakukan pada penyakit Pemhigus vulgaris sehingga sel ini hanya menyerang bagian dari sistem imun yang memicu penyakit. Hasilnya pun sangat mengesankan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com