Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/08/2016, 20:00 WIB

KOMPAS.com - Para ahli biologi membagi kehidupan menjadi tiga fase: masa perkembangan, penuaan dan masa tua. Tetapi, menurut penelitian teranyar mungkin ada fase keempat yaitu masa sebelum kematian. Ilmuwan menyebutnya "spiral kematian".

Meski kebanyakan riset mengenai "spiral kematian" difokuskan pada lalat buah, tapi para ilmuwan menyebut mungkin hal itu bisa memberi gambaran bernilai tentang tahap akhir pada hidup manusia.

"Kami yakin ini adalah bagian dari proses yang pada dasarnya sebuah program kematian," kata Laurence Mueller, ketua Departemen Ekologi dan Evolusi Biologi dari Universitas California, Irvine.

Dalam pengamatan pada lalat buah, diketahui spiral mendekati kematian bisa dilihat dari penurunan kesuburan pada lalat betina.

Bagaimana dengan manusia? Mueller berpendapat bahwa manusia juga memiliki sprial kematian. Dalam riset yang menganalisa data 2.262 orang berusia 92-100 tahun, diketahui skor kemampuan fisik dan kognitif orang yang meninggal dalam dua tahun penelitian itu lebih rendah.

Hasil penilaian meliputi kekuatan menggenggam, kekuatan melakukan aktivitas harian (seperti makan dan menggunakan toilet), serta tes untuk mengevaluasi penurunan kognitif.

Pada dasarnya, spiral kematian pada orang bisa menjelaskan mengapa kita sering melihat penurunan kemampuan sebelum seseorang meninggal.

Untuk mengetahui secara pasti spiral kematian pada manusia memang secara etis dan biologis lebih menantang. Namun, dengan melihat spiral kematian pada organisme lain bisa membantu para ilmuwan mendapat gambaran bagaimana hal ini juga terjadi pada manusia.

Menurut Mueler, secara genetik sebenarnya manusia punya banyak kesamaan dengan lalat buah.

Ia mengatakan, tujuan dari riset ini bukan untuk menghentikan atau memperlambat kematian, tapi meningkatkan kualitas hidup.

"Bagaimana memperpendek fase 'spiral kematian' sehingga kita bisa sesehat orang lain sampai sesaat sebelum kematian," kata Mueller.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com