Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Mendeteksi Infeksi Sifilis seperti Kasus di Jepang?

Kompas.com - 11/01/2017, 20:39 WIB

Kompas.com - Infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri spiroset Treponema pallidum sub-spesies pallidum atau sifilis, pada tahun 1999 diyakini telah menginfeksi sekitar 12 juta orang di seluruh dunia. Sembilanpuluh persen kasus terjadi di negara berkembang.

Ketika obat penicilin ditemukan pada tahun 1940-an, sebenarnya angka kasus sudah menurun drastis tapi kemudian naik lagi sejak pergantian milenium.

Bahkan kini, angka penderita sifilis melonjak tajam di Jepang. Dari jumlah penderita 2.412 menjadi 4.259 dalam kurun waktu setahun. Ini berarti melonjak tujuh kali lupat drai satu dekade sebelumnya.

Pemerintah Jepang pun mendorong warga yang merasa diri mereka berisiko terserang sifilis untuk menjalani pemeriksaan secepatnya.

Mereka yang menduga dirinya tertular bakteri spiroset Treponema pallidum sub-spesies pallidum, sebaiknya memang segera memeriksakan diri ke dokter spesialis kulit dan kelamin. Jangan menunda.

Gejala sifilis tidak langsung muncul begitu Anda terpapar bakteri, sehingga pemeriksaan ulang kerap diperlukan.

Prosedur Pemeriksaan

Dokter atau perawat akan meminta Anda untuk memberikan sampel darah. Mereka akan melakukan pemeriksaan genital.

Bagi wanita, pemeriksaan ini mungkin termasuk pemeriksaan internal vagina dan untuk laki-laki pemeriksaan penis, kulup dan membuka uretra (tempat urin keluar).

Ada kemungkinan, dokter akan memeriksa anus secara internal dan eksternal. Prosedur ini berlaku untuk pria maupun wanita.

Dokter atau perawat juga akan memeriksa seluruh tubuh untuk menemukan ruam atau kutil yang dicurigai sebagai salah satu gejala sifilis. Selain itu, dokter juga mungkin memeriksa daerah mulut dan tenggorokan.

Dalam pemeriksaan, dokter menggunakan alat yang dinamakan swab. Swab berfungsi untuk mengumpulkan sampel cairan dari setiap luka. Bentuk swab seperti cotton bud, tapi lebih kecil dan bulat, kadang-kadang memiliki loop plastik kecil di ujungnya. Hanya butuh waktu beberapa detik untuk melakukan pengambilan sampel cairan. Anda tidak akan merasakan sakit, hanya merasa sedikit tidak nyaman sesaat.

Perlu Anda ingat, tidak ada tes atau pemeriksaan yang 100 persen akurat. Tapi, pemeriksaan tetap harus dilakukan jika Anda curiga Anda terkena sifilis.

Sifilis dapat diobati secara efektif dengan antibiotik, khususnya dengan suntikan penisilin G atau ceftriakson. Bagi pasien yang alergi terhadap penisilin, doksisiklin atau azitromisin dapat diberikan secara oral atau diminum.

Setia Itu Penting

Sama halnya dengan infeksi seksual menular lainnya, cara terbaik mencegah sifilis adalah dengan setia hanya pada pasangan Anda. Hindari kontak fisik intim dengan orang yang terinfeksi. Penggunaan kondom dapat sangat membantu mencegah penularan, walaupun tidak 100 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau