KOMPAS.com – Bukan rahasia lagi, warna urine dapat menandakan kondisi kesehatan Anda. Saat warnanya tidak normal seperti kuning tua atau terlalu pekat, Anda perlu berhati-hati.
Penyebab urine berwarna kuning tua perlu diketahui karena bisa menjadi diagnosis awal adanya suatu penyakit di dalam tubuh.
Maka dari itu, ada baiknya Anda mulai membiasakan diri untuk melihat apa warna urine yang keluar.
Urine atau air kencing normalnya berwujud bening dan berwarna agak kuning. Warna itu berasal dari pigmen tubuh yang disebut urochrome.
Penyebab urine berwarna kuning tua
Jika urine mengalami perubahan warna menjadi kuning tua, kemungkinan ada beberapa hal yang menjadi faktor penyebab.
Berikut beberapa di antaranya:
1. Dehidrasi
Melansir Buku Body Signs (20007) oleh Joan Liebmann-Smith, Ph.D. dan Jacwueline Nardi Egan, urine berwarna kuning gelap hingga oranye bisa menjadi peringaan bahwa Anda mengalami dehidrasi serius baik diikuti bau tidak sedap maupun tanpa bau.
Kondisi dehidrasi tidak boleh disepelekan. Jika dibiarkan terus-menerus, dehidrasi bisa menyebabkan berbagai serangan, kerusakan otak, dan bahkan kematian.
Dehidrasi terutama berbahaya bagi anak-anak dan orang dewasa berusia di atas 60 tahun.
2. Makanan
Urine berwarna kuning tua mungkin menandakan bahwa Anda bau mengonsumsi makanan yang mengandung betakaroten atau mengandung perwarna makanan.
Kadar pigmen yang pekat pada makanan diketahui sulit berubah ketika melalui proses pencernaan.
Kondisi itulah yang menyebabkan urine berwarna kuning tua setelah Anda makan beberapa makanan, seperti wortel atau melon.
Jika penyebab perubahan warna urine adalah makanan, yang Anda butuhkan hanya menyetop konsumsi makanan-makanan tersebut.
3. Obat-obatan
Beberapa obat-obatan juga dapat mengubah warna urine menjadi kuning tua hingga oranye.
Beberapajenis obat yang memiliki pengaruh paling signifikan pada kondisi ini, yakni:
Obat-obatan tersebut juga bisa mengubah tinja menjadi oranye.
4. Anemia hemolitik
Melansir Medical News Today, urine berwarna kuning gelap juga bisa terjadi akibat kondisi medis berupa anemia hemolitik.
Seperti diketahui, sel darah merah terbentuk di sumsum tulang.
Sedangkan, tubuh biasanya menghancurkan sel-sel darah merah tua atau rusak di dalam limpa sebagai proses yang disebut hemolisis.
Ketika tubuh secara keliru menghancurkan terlalu banyak sel darah merah, seseorang mungkin mengalami anemia hemolitik.
Gangguan darah genetik, seperti penyakit sel sabit atau talasemia, juga dapat menyebabkan anemia hemolitik. Ini juga merupakan efek samping potensial dari beberapa obat dan kadang-kadang dapat terjadi setelah transfusi darah.
Selain urine berwarna gelap, gejala anemia hemolitik meliputi:
Pada kasus yang parah, anemia hemolitik dapat menyebabkan:
5. Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih (ISK) terjadi ketika bakteri masuk ke kandung kemih, biasanya melalui uretra.
Wanita cenderung mengembangkan ISK lebih sering daripada pria, dan banyak orang mengenalnya sebagai infeksi kandung kemih atau sistitis.
Gejala ISK antara lain meliputi:
6. Hepatitis C
Virus hepatitis C (HCV) dapat menyebabkan infeksi hati.
Ini memiliki beberapa gejala selama tahap awal, sehingga banyak orang tidak tahu mereka memilikinya sampai kerusakan hati mulai menyebabkan masalah.
Karena memengaruhi bagaimana hati memproses limbah, HCV dapat menyebabkan urine berwarna kuning gelap.
Orang yang menerima transfusi darah atau transplantasi organ sebelum Juli 1992 atau produk darah untuk masalah pembekuan darah yang diproduksi sebelum 1987 berisiko terkena HCV.
Faktor risiko lain termasuk berbagi jarum, berhubungan seks tanpa kondom dengan orang yang memiliki HCV, dan menerima tato menggunakan peralatan yang tidak steril.
Jika gejalanya muncul, biasanya muncul dalam 2 minggu hingga 6 bulan setelah terpapar virus.
Mereka umumnya ringan dan mungkin termasuk:
Cara mengatasi urine berwarna kuning tua
Cara penanganan urine berwarna kuning gelap bisa berbeda-beda, yakni mengacu pada faktor penyebabnya.
Berikut beberapa kemungkinannya:
1. Akibat dehidrasi
Orang yang mengalami dehidrasi parah mungkin memerlukan terapi rehidrasi.
Proses ini biasanya melibatkan pemberian garam rehidrasi oral atau cairan dan elektrolit di rumah sakit.
2. Akibat makanan dan obat
Urine yang berubah warna menjadi gelap karena makanan, minuman, atau obat-obatan biasanya tidak begitu mengkhawatirkan.
Urine akan kembali ke warna normal setelah seseorang berhenti mengonsumsi apa pun yang menyebabkan perubahan.
3. Akibat anemia hemolitik
Pada kasus anemia hemolitik ringan, banyak penderitanya tidak memerlukan pengobatan. Bagi yang lain, perubahan gaya hidup dapat membantu mengendalikan gejala penyakit.
Sementara, pada kasus anemia hemolitik yang parah, transfusi darah, transplantasi darah dan sumsum tulang, atau operasi untuk mengangkat limpa mungkin diperlukan sebagai langkah pengobatan.
4. Akibat ISK
Dokter biasanya akan meresepkan antibiotik jangka pendek untuk mengobati ISK. Orang dengan infeksi parah mungkin memerlukan antibiotik yang lebih lama. Beberapa orang mungkin menggunakan penghilang rasa sakit.
5. Akibat hepatitis C
Selama bertahun-tahun, perawatan HCV membawa berbagai efek samping potensial. Namun, terapi baru dapat membantu mengobati berbagai bentuk virus tanpa efek samping yang parah.
Kapan harus ke dokter
Orang yang menunjukkan tanda-tanda dehidrasi parah harus segera mencari pertolongan medis, karena kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi parah.
Selain itu, bagi siapa pun yang mengira mereka mungkin menderita ISK harus mengunjungi dokter untuk tes dan kemungkinan perawatan antibiotik. Tanpa pengobatan, infeksi dapat menyebar ke ginjal.
Begitu juga bagi siapa pun yang mencurigai keterpaparan terhadap HCV, harus berbicara dengan profesional kesehatan tentang tes. Virus ini dapat menyebabkan kerusakan hati yang parah jika tidak diobati.
https://health.kompas.com/read/2020/06/09/080400668/6-penyebab-urine-berwarna-kuning-tua-dan-cara-mengatasinya