KOMPAS.com - Periode menstruasi bisa menjadi hal yang membuat gelisah. Ya, sering kali haid yang tak kunjung datang membuat khawatir banyak perempuan.
Ada banyak hal yang dapat mempengaruhi siklus menstruasi seorang perempuan. Mulai dari stres, konsumsi obat-obatan tertentu, kehamilan, hingga masalah reproduksi lainnya.
Salah satu yang paling sering membuat haid terlambat adalah stres.
Padahal, haid yang tak kunjung datang juga dapat memicu stres. Keduanya bagai lingkaran setan yang sulit diputus.
Merangkum dari Business Insider, stres dapat menyebabkan tertundanya siklus menstruasi karena peningkatan hormon kortisol atau hormon stres.
Saat hormon ini meningkat, maka pola hormonal yangnormal akan berubah.
Seperti yang kita ketahui, siklus menstruasi sangat bergantung pada pola hormonal ini.
Biasanya siklus menstruasi bekerja dengan cara hormon dilepaskan oleh hipotalamus dan kelenjar pituitari yang kemudian menyebabkan respons di ovarium.
Siklus haid ini dipengaruhi oleh keseimbangan halus antara hormon estrogen dan progesteron.
Sedangkan stres mengubah pola tersebut.
Dikutip dari Healthline, ketika stres memuncak, otak memberi tahu sistem endokrin untuk membanjiri tubuh dengan hormon kortisol.
Hormon ini menekan fungsi tidak penting untuk melawan ancaman yang akan terjadi. Pada saat ini, fungsi sistem reproduksi juga dianggap sebagai hal yang tidak penting sehingga terpengaruh.
Saat Anda mengalami stres berat, tubuh akan terus berada dalam mode ini sehingga ovulasi akan berhenti sementara. Ovulasi yang terhenti ini pada gilirannya akan menunda menstruasi.
Amenore
Tak hanya tertunda, siklus menstruasi juga bisa terlewat karena stres. Haid yang terlewat ini disebut dengan istilah amenore.
Melansir dari Cleveland Clinic, amenore adalah tidak adanya haid bulanan. Hal ini dapat terjadi akibat masalah pada ovarium, organ reproduksi, dan hormon.
Dalam sebuah penelitian yang mengamati hubungan antara masalah menstruasi dan stres, menemukan mahasiswi yang merasa stres tinggi empat kalu lebih mungkin mengalami amenore.
Stres juga dapat menyebabkan siklus menstruasi yang lebih lama atau dikenal dengan istilah oligomenore.
Depresi juga berpengaruh
Seperti stres, depresi juga dapat memengaruhi hormon. Depresi adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan amenore.
Selain itu, obat-obatan yang ditujukan pada penderita depresi juga dapat membuat tertundanya siklus haid.
Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dipublikasikan dalam The Journal of Clinical Endocrinology and Metebolism tahun 2015.
Kabar buruknya, orang dengan depresi kehilangan nafsu makan atau mengalami perubahan pola makan.
Kurang makan dan memiliki berat badan rendah juga dapat meningkatkan risiko amenore.
Untuk itu, manajemen stres perlu dilakukan agar masalah ini tidak berlarut-larut.
Anda bisa mencoba meditasi, berolahraga secara teratur, atau mendiskusikan akar permasalahan dengan orang terkasih dapat membantu mengatasi stres.
Ketika stres Anda mereda, dapat dipastikan siklus menstruasi akan kembali pada kondisi semula.
https://health.kompas.com/read/2020/09/17/193600768/stres-bikin-menstruasi-terlambat-kok-bisa-